Senin, 30 Juli 2018

Ngungun Saok: Sekeping Surga yang Terlupakan di Kota Padang


Ngungun Saok, mungkin terdengar sangat asing bagi wisatawan meskipun berasal dari Padang dimana destinasi wisata ini berada. Destinasi ini mulai dikenal dan booming sekitar tahun 2015 lalu. Dan 2x mudik 2016 dan 2017 belum sempat ke sini dan Alhamdulillah terealisasi mudik kemaren tepatnya hari Kamis 21 Juni 2018.
Terletak sekitar 15 km dari rumah ke arah Air Dingin-Lubuk Minturun-Padang dimana lokasi ini sudah sangat terkenal dengan wisata pemandiannya dari jaman Siti Nurbaya hahahahha. Menggunakan motor, saya dan Revan menuju lokasi.
Dari jalan raya Padang-Bukittinggi, di pertigaan stasiun kereta ambil arah kanan menuju Lubuk Minturun. Sampai di jembatan dimana gerbang lokasi pemandian Lubuk Minturun terus saja hingga pertigaan. Dari pertigaan ambil kiri. Nanti di jalan kita akan melewati ABG Waterpark di sebelah kiri. Dari ABG ini masih berjarak sekitar 3km ke Ngungun Saok. Di sini jalannya masih beraspal, terus hingga sampai di jalan berbatu dan tanah merah.
Tidak beberapa jauh memasuki jalan berbatu, kita akan sampai ke Air Terjun Pincuran 7/Air Terjun 7 Tingkat, dimana saya sudah pernah kesini sebelumnya tapi cuman sampai 3 tingkatan dari 7 tingkatan. Nah dari air terjun ini ke parkiran Ngungun Saok sekitar 1 km lagi. Dari sini kalau membawa mobil tidak bisa dilanjutkan, hanya bisa dilewatin motor.
Kondisi jalan menuju ke lokasi
View dari parkiran ke lokasi
Jalan ini sebenarnya direncanakan akan terus ke Solok menembus Taman Nasional yang ada di Bukit Barisan tapi tidak tahu sekarang terhenti. Yang tersisa adalah jalan berbatu dan tanah merah.
View dari parkiran ke lokasi
Sampai di sebuah saung di tengah perkebunan (padahal ada plang peringatan bahwa daerah ini adalah hutan konservasi, kami parkir. Tidak terlihat seorangpun pengunjung ataupun masyarakat lokal. Berjalan sekiatar 100m di atas terlihat lagi sebuah saung dan plang petunjuk arah Ngungun Saok yang sudah roboh. Tidak terlihat seorangpun di sekitar saung juga penjaganya, otomatis cuman kami berdua. Di depan kami terlihat Bukit Barisan. Di depan saung terlihat jalan setapak menuju ke ngarai/lembah di bawah sana. Berdebat sebentar siapa yang turun duluan akhirnya saya turun duluan.
Papan petunjuk arah
Menuruni bukit
Suasana Bukit Barisan di depan mata
Suasana Bukit Barisan di depan mata
Meski agak was-was, kami berjalan terus menembus yang tingginya sekitar 2-3meter. Konon wilayah ini masih merupakan habitat harimau. Jadi sedikit ada gerakan di semak-semak sudah langsung waspada hahahaha. Meski trek nya tidak terlalu ekstrim tapi lumayan kerena turun terus hingga ke sungai. Hanya sekitar 30 menit-an kami mencapai pinggir bebatuan besar tebing sungai.

Dari atas tebing terlihat pemandangan yang begitu menakjubkan yang belum pernah saya lihat sebelumnya.  Di depan terlihat sungai dengan air kolam yang berwarna hijau tosca. Di sisi seberang terlihat tebing bukit yang berdiri gagah seakan menjaga harta karun yang ada di kakinya.
 

 
Tidak pakai lama, kami pun turun ke bawah dan menceburkan diri di sungai. Di sisi kiri terlihat kolam besar yang terlihat tenang. Air mengalir melalui celah antara dua tebing yang membentuk seperti pintu segi empat. Kalo membaca info-info, melewati celah tersebut kita akan sampai di bagian yang tidak kalah bagusnya, terdapat air terjun kecil dan batu-batu besar yang menyebabkan suara sehingga lokasi ini di sebut Ngungun Saok (suara berdengung yang tertutup batu). Di area ini terasa aura mistis...
Suasana mistis
Suasana mistis
Suasana mistis
Suasana mistis
Suasana mistis
Suasana mistis
Loncat
Sementara itu, di aliran sebelah kanan juga tidak kalah cantiknya. Terdapat tebing berupa sebuah goa dan terlihat arus yang sangat deras dan membentuk kolam yang sangat dalam. Selanjutnya air mengalir memasuki lembah yang selanjutnya sampai di pemandian di bawah.
Kolam yang berwarna hijau tosca
Kolam yang berwarna hijau tosca
Kolam yang berwarna hijau tosca
Kolam yang berwarna hijau tosca
Kolam yang berwarna hijau tosca
Di tebing seberang terdapat air terjun kecil, tinggi namun airnya tidak begitu deras (apa karena kemarau?). Tapi enak juga berada di bebatuan di bawah air terjun ini.meski kecil tapi berasa sangat dingin.
Air terun kecil di tebing
Air terun kecil di tebing
Air terun kecil di tebing
Air terun kecil di tebing
Di tebing dekat air terjun saya melakukan loncatan, dan lumayan kolam yang ada di bawah dalam jadi tidak mencapai dasar.
Loncat di kolam yang dalam
Sesudah puas berenang kami pun kembali, kalau tadi turun, tentu saja sekarang treknya mendaki. Tapi tidak masalah karena sehabis berenang badan menjadi bersemangat. Dan sampai ke parkiran, tetap saja tidak terlihat satu orangpun di sekitar sini, baik pekebun maupun pengunjung.
Ngungun Saok, sekeping sorga yang terlupakan....
Trek pulang
Baca juga:

Selasa, 24 Juli 2018

Surga Tersembunyi di Kota Padang: Sarasah Ulu Gadut

Kalau ingat kota Padang, biasanya orang-orang akan ingat dengan pantai. Ya, kota Padang identic dengan pantai. Tapi kalau melihat dari bentangannya, kota Padang berada di pinggir pantai sebelah Barat dan Bukit Barisan di sebelah Timur. Jadi bukan hanya pantai, kota Padang juga mempunya banyak sungai yang berhulu di Bukit Barisan dan membentuk air terjun. Sebelumnya saya sudah menceritakan pengalaman mengunjungi Air Terjun 7 Tingkat, Air Terjun Lubuk HitamAir Terjun Lubuk Tampuruang, Sarasah Kuau, dan Lubuk Paraku. Kali ini saya menceritakan pengalaman mengunjungi Sarasah Ulu Gadut, sarasah bearti air terjun dalam bahasa Minang yang berada di kawasan Bukit Sarasah di Koto Baru, Gadut, Limau Manis-Padang.
Kunjungan ke air terjun ini kami lakukan ketika mudik kemaren, tepatnya Jum'at 22 Juni 2018 lalu. Dari rumah perjalanan di tempuh sekitar 1 jam lebih karena masih suasana lebaran dimana jalanan masih sepi. Sampai di Bandar Buat, sebelum Pabrik Semen Padang, nanti ada pertigaan ke kanan menuju Gadut (Simpang Gadut). Jalan ini sudah mendaki menuju perbukitan. Nanti kita akan melewati belakang pabrik semen hingga mencapai pertigaan, di sini kita mengambil lurus. Berada di atas, kita bisa melayangkan pandangan ke kota Padang dan Bukit Barisan.
Bukit untuk tambang semen di kejauhan
Jalanan yang tadinya beraspal, seiring memasuki wilayah perbukitan dan ladang, jalanan mulai berbatu-batu hingga sampai di sebuah jembatan. Di jembatan ini mengalir air yang sangat jernih tapi tidak begitu deras. Di sini kami dihentikan pemuda sana karena harus bayar Rp. 5.000/orang.
Abis jembatan langsung ambil kanan, di sini jalannya kecil berupa Tanah hingga sampai di sebuah rumah warung tempat kami parkir motor.
Kondisi jalan mendekati parkiran
Mengikuti jalan setapak yang diberitahu oleh pemilik warung, kami melewati perkebunan durian, manggis dll hingga mencapai sungai. Sampai di sungai kemudian menyusuri sungai ke arah hulu kira-kira 300m. 
Kondisi trek menuju sungai
Sampai di sungai
Setelah menyeberang sungai dengan melompati bebatuan hingga ke seberang kemudian kami berjalan lagi sekitar 100m hingga mencapai lokasi air terjun. Air terjun ini ada 3 tingkat. Tingkat ketiga (bawah) agak mirip dengan Curug Sawer yang ada di Puraseda tapi disini debit airnya lebih besar dan yang pastinya airnya bening dan menyegarkan karena tidak ada persawahan seperti di atasnya Curug Sawer Puraseda.
Water trek
Water trek
Sekilas Sarasah bagian bawah
Hanya sebentar di tingkat 3, kami menuju tingkat 1 melewati jalan setapak di bagian kanan tebing. mendaki bukit terjal sekitar 20 m kamipun sampai di tingkat 2 selanjutnya tingkat 1. Di bebatuan besar dipinggir air terjun kami mendapati beberapa pacet menempel hahahha.
Air terjun tingkat 1 ini terdiri dari air terjun tunggal yang jatuh melewati tebing dan sampai dikolam yang tidak begitu dalam. Tidak tahan dengan kebeningan dan warna airnya yang hijau, kami menceburkan diri untuk menikmati kesegaran airnya.

Sarasah Ulu Gadut tingkat 1
Sarasah Ulu Gadut tingkat 1
Sarasah Ulu Gadut tingkat 1
Sarasah Ulu Gadut tingkat 1
Sarasah Ulu Gadut tingkat 1
Sarasah Ulu Gadut tingkat 1
Sarasah Ulu Gadut tingkat 1
Sarasah Ulu Gadut tingkat 1
Sarasah Ulu Gadut tingkat 1
Bibir tebing tingkat3
Natural Infinity Pool
Dari atas sini kita bisa menyaksikan ke bawah, ngeri sekaligus kagum. Karena licin kita harus hati-hati berjalan di area ini.
Dari tingkat 1 kami lanjut ke tingkat 2 dengan menuruni sedikit tebing. Berbeda dari tingkat 1 dan 3, air terjun tingkat 2 ini melewati bebatuan yang agak landai tapi sangat licin. Di area ini benar-benar harus hati-hati karena berada persis dipinggir tebing. Kolam di air terjun 2 ini juga persis di pinggir tebing.
Sarasah Ulu Gadut tingkat 2
Sarasah Ulu Gadut tingkat 2
Sarasah Ulu Gadut tingkat 2
Sarasah Ulu Gadut tingkat 2
Sarasah Ulu Gadut tingkat 2
Sarasah Ulu Gadut tingkat 2
Bibir tebing tingkat 2
Bibir tebing tingkat 2
Dari tingkat 2 kami kembali lagi ke tingkat 3 (bawah). Di sini saya smpat mandi dan merasakan kesegaran air terjun ini.
Karena hari ini hari Jumat, dan sudah menunjukkan pukul 11.30, kami harus segera kembali untuk menunaikan sholat Jumat.
Berenang di tingkat 3
Berenang di tingkat 3
Sarasah Ulu Gadut tingkat 3
Sarasah Ulu Gadut tingkat 3
 Baca juga:
- Ngungun Saok: Sekeping Surga Yang Terlupakan