Wisata Banyuwangi buat sebagian besar wisatawan identik dengan Kawah Ijen yang terkenal dengan Blue Fire-nya yang hanya ada 2 di dunia. Selain itu masih banyak sebenarnya tujuan wisata di Banyuwangi yang tidak kalau serunya apalagi buat para pecinta laut dan pantai yaitu Taman Nasional Bali Barat, meskipun berada di wilayah Bali tapi berbatasan langsung dengan Banyuwangi, Pantai Pulau Merah, Teluk Ijo, Watu Dodol, dll. Di sini juga terdapat banyak air terjun karena banyaknya pegunungan. Nah memanfaatkan liburan panjang 8-11 September 2018 kali ini saya hanya mengunjungi beberapa saja dari banyak tujuan wisata di Banyuwangi.
1. Pantai Watu Dodol
Begitu mendarat sekitar dari airport menggunakan taksi menuju tempat penyewaan motor yang sudah kami book sebelumnya. Lokasi penyewaan ini sekitar 30 menit dari airport, atau 30 menit sebelum Pantai Watu Dodol. Penyewaan ini berada dekat pertigaan menuju kawasan wisata Ijen, jadi lokasinya lumayan ramai. Biaya penyewaan motor Rp. 80.000/hari atau 24 jam, jadi kami menyewa selama 3 hari.
Begitu mendarat sekitar dari airport menggunakan taksi menuju tempat penyewaan motor yang sudah kami book sebelumnya. Lokasi penyewaan ini sekitar 30 menit dari airport, atau 30 menit sebelum Pantai Watu Dodol. Penyewaan ini berada dekat pertigaan menuju kawasan wisata Ijen, jadi lokasinya lumayan ramai. Biaya penyewaan motor Rp. 80.000/hari atau 24 jam, jadi kami menyewa selama 3 hari.
Karena motornya di cek dulu sebelum di bawa, jadi kami harus menunggu sekitar 15 menit. Setelah semua beres, kami melanjutkan perjalanan menuju Watu Dodol. Karena belum mendapatkan penginapan, kami berencana menginap sekitar Pantai Watu Dodol karena besok harus menyeberang ke Pulau Tabuhan dan Pulau Menjangan. Karena Banyuwangi menjadi pintu masuk ke Pulau Bali via Pelabuhan Ketapang, dan jalan ini juga jalan utama menuju kota-kota lain di sekitar Jawa Timur, jadi terbayang kan bagaimana ramainya arus lalu lintas di sini yang di dominasi oleh truk-truk dan container.
Sampai di Watu Dodol kami mendapatkan penginapan di salah satu hotel dengan harga sekitar Rp. 500.000/malam. Lokasinya sangat strategis, dekat dengan Grand Watu Dodol, meeting point untuk hoping island besok. Hanya saja, karena jalan raya berdekatan dengan penginapan, hampir 24 jam selalu di lewati oleh bis dan truk hahaha.
Nah, buat yang menikmati sunrise, Pantai Watu Dodol adalah lokasi yang sangat ideal. Karena kebetulan penginapan kami berada di pinggir pantai, subuh-subuh kita bisa melihat sunrise tanpa harus berjalan jauh. Dari sini kita bisa melihat langsung Pulau Bali, yang cuman berjarak beberapa kilo saja. Karena Bali berada di wilayah Tengah +1 jam, kadang-kadang jam di HP akan mengikuti WITA dan kadang-kadang mengikuti WIB. Jadi hati-hati untuk jam ini, jangan sampai salah.
Nah, buat yang menikmati sunrise, Pantai Watu Dodol adalah lokasi yang sangat ideal. Karena kebetulan penginapan kami berada di pinggir pantai, subuh-subuh kita bisa melihat sunrise tanpa harus berjalan jauh. Dari sini kita bisa melihat langsung Pulau Bali, yang cuman berjarak beberapa kilo saja. Karena Bali berada di wilayah Tengah +1 jam, kadang-kadang jam di HP akan mengikuti WITA dan kadang-kadang mengikuti WIB. Jadi hati-hati untuk jam ini, jangan sampai salah.
Menikmati sunrise |
Selain sunrise, kita juga bisa menikmati panorama pantai yang berwarna biru. Di sepanjang pantai banyak terdapat tempat beristirahat. Dan jangan lupa berfoto di batu yang tingginya sekitar 10m yang berada di tengah jalan yang menjadi ikon Watu Dodol. Di sebelah kanan juga terdapat Bukit Watu Dodol, semacam taman dimana kita bisa trekking di ke atas bukit batu.
Salah satu ikon Pantai Watu Dodol |
Salah satu ikon Pantai Watu Dodol |
Salah satu ikon Pantai Watu Dodol |
2. Jawatan Perhutani Benculuk
Kalau berkunjung ke Banyuwangi, sempatkan ke Jawatan Perhutani di Benculuk atau lebih dikenal dengan sebutan Jawatan Benculuk. Karena kami menginap di Watu Dodol, ke Benculuk ditempuh dalam waktu sekitar 1 jam 15 menit dengan motor.
Melewati kota dan beberapa pantai, dengan kondisi jalan yang lumayan padat dan banyaknya truk serta angkot yang sedikit ugal-ugalan membuat kami harus ekstra hati-hati naik motor. Kalau capek tidak ada salahnya mampir sebentar di pedagang nagka yang banyak di sepanjang jalan. 1 kotak plastik dijual seharga Rp. 10.000.
Melewati kota dan beberapa pantai, dengan kondisi jalan yang lumayan padat dan banyaknya truk serta angkot yang sedikit ugal-ugalan membuat kami harus ekstra hati-hati naik motor. Kalau capek tidak ada salahnya mampir sebentar di pedagang nagka yang banyak di sepanjang jalan. 1 kotak plastik dijual seharga Rp. 10.000.
Mengandalkan Google Maps, kami akhirnya sampai di Benculuk (beberapa kilo sebelumnya kita bisa melihat canopy dari hutan ini). meskipun sempat terlewat, karena gang masuknya tidak terlalu mencolok jika dilihat dari jalan raya. Dari jalan raya cuman berjarak sekitar beberapa puluh meter.
Di loket kami membayar tiket masuk sekitar Rp. 5.000/orang. Untuk parkir bisa dibayar seiklasnya (kami bayar Rp. 5.000).
Begitu memasuki gerbang kita langsung disuguhi dengan pemandangan yang sangat memukai yang tidak bisa kita temui di tempat lain. Serasa berada di film-film petualangan dan film-film horror hahaha..
Hutan Trembesi yang dikelelola oleh Jawatan Perhutani ini ‘hanya’ mempunyai luas sekitar 6 Ha (??). Lokasi ini dulu adalah tempat pengelolaan kereta api. Kereta-kereta ini dulunya menghubungi kecamatan-kecamatan di area ini.
Pohon-pohon Trembesi yang berusia ratusan tahun ini ukurannya sangat besar, membentuk tajuk-tajuk menyerupai ‘tangan-tangan’ raksasa. Keeksotisan pohon-pohon ini ditambah dengan lumut-lumut yang menutupi batang dan dahan-dahannya.
Di loket kami membayar tiket masuk sekitar Rp. 5.000/orang. Untuk parkir bisa dibayar seiklasnya (kami bayar Rp. 5.000).
Begitu memasuki gerbang kita langsung disuguhi dengan pemandangan yang sangat memukai yang tidak bisa kita temui di tempat lain. Serasa berada di film-film petualangan dan film-film horror hahaha..
Hutan Trembesi yang dikelelola oleh Jawatan Perhutani ini ‘hanya’ mempunyai luas sekitar 6 Ha (??). Lokasi ini dulu adalah tempat pengelolaan kereta api. Kereta-kereta ini dulunya menghubungi kecamatan-kecamatan di area ini.
Pohon-pohon Trembesi yang berusia ratusan tahun ini ukurannya sangat besar, membentuk tajuk-tajuk menyerupai ‘tangan-tangan’ raksasa. Keeksotisan pohon-pohon ini ditambah dengan lumut-lumut yang menutupi batang dan dahan-dahannya.
Di ‘hutan’ ini juga di siapkan spot-spot foto seperti jembatan, mobil vintage/tua, ayunan dsb. Kita juga bisa naik ke salah satu pohon dengan tangga yang disediakan. Dari atas kita bisa mengambil foto hutan dari sudut lain.
Salah spot foto di hutan |
Salah spot foto di hutan |
Di area hutan yang paling belakang yang berbatasan dengan persawahan penduduk terdapat deretan Pohon Trembesi yang dibawahnya terdapat potongan-potongan kayu jati milik Perhutani. Boulevard ini benar-benar epic.....!!!. Pokoknya kalian kalau ke Banyuwangi harus mampir ke sini, menikmati suasana Hutan Benculuk ini. Menikmati berada di dunia lain....
Baca juga link terkait:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar