Selain nonton Sandeq Race, kira-kira apa lagi yang bisa dinikmati dari Sulawesi Barat?
Salah satu alasan berlibur ke provinsi yang baru mekar ini adalah alamnya. Di Sulawesi Barat setidaknya ada tiga tempat wisata alam yang cantik dan mempesona. Apa aja? Mari simak ulasan berikut.
Sejumlah anak bermain di bawah air terjun Desa Lembang, Majene, Sulawesi Barat. Foto: Antara/Ekho Ardiyanto |
Air Terjun Sarambu Alla
Dikelilingi tebing tinggi dan pohon buah-buahan seperti durian, rambutan, dan langsat, Sarambu Alla di Desa Kalotok, Kecamatan Sabbang, sekitar 34 kilometer dari ibu kota Kabupaten Luwu Utara ini emang istimewa banget. Yang menjadi ciri khasnya yaitu pelangi abadi yang terbentuk di sekitar air terjun.
Untuk sampai ke lokasi, kamu perlu menuruni anak tangga sejauh 40 meter. Makin dekat, kamu bisa melihat air terjun yang menyeruak di antara tebing yang elok.
Air Terjun Kunyi
Air terjun setinggi 30 meter ini punya air yang jernih, bersih, dan sejuk. Kalau kamu naik ke puncak air terjun, kamu bisa melihat pemandangan Kota Polewali.
Pemandian Air Panas Limboro
Sama halnya di tempat pemandian air panas lain, mandi di Limboro diyakini bisa mengusir segala penyakit kulit yang menempel di tubuh. Lokasi pemandian ini tepat di atas puncak pegunungan Limboro. Berhawa sejuk, dengan pemandangan hamparan pohon kemiri dan kakao.
Pemandian Limboro terletak di Desa Tallu Banua, Kecamatan Sendana, berjarak sekitar 46 kilometer dari pusat kota Majene. Untuk transportasi menuju ke sana, ada beberapa unit hardtop yang akan mengantar pengunjung.
Beginilah cara ikan terbang diasap. FOTO: ANTARA/Dewi Fajriani |
Tuing-tuing Asap, serasa terbang dibuatnya
Melancong ke Sulawesi Barat, jangan lupa buat mencicipi makanan khas suku Mandar bernama ikan tuing-tuing asap. Pada dasarnya, ikan yang disajikan ini bukan ikan tuing-tuing, melainkan ikan terbang a.k.a parexocoetus brachypterus. Tuing-tuing tersebut adalah sebutan untuk ‘terbang’ dalam bahasa Mandar –suku mayoritas di Sulawesi Barat.
Cara masak ikan ini terbilang unik. Ikan terbang yang sudah dibersihkan dan direndam dengan air garam, diletakkan di atas pelepah daun kelapa di atas tungku kayu kering. Sudah dipastikan, tidak ada kobaran api yang menyentuh kulit si ikan. Itu makanya di sebut tuing-tuing ‘asap’, karena asap inilah yang mematangkan daging ikan terbang.
Pertanda bahwa ikan sudah matang adalah ketika warna kulit menggelap dan daging ikan sudah mulai mengeras. Tidak perlu waktu yang terlalu lama. Semakin banyak asap yang mengepul, semakin cepat prosesnya. Para pemilik warung juga kerap kali memanasi ikan agar tuing-tuingnya enak disantap.
Nah, cara ‘ngasap’ tersebut ternyata ngaruh loh dengan rasanya. Tuing-tuing asap ini rasanya jadi gurih. Jauh lebih gurih dibanding ikan bakar atau pun goreng. Lebih nikmat, disantap dengan sambal serta acar. By the way, Selain dagingnya, orang juga sering memesan telur ikan terbang, karena selain penuh protein dan vitamin, telur ikan terbang ini pun terasa sangat nikmat dan gurih,
Lokasi restoran yang menyediakan tuing-tuing ini sangatlah terjangkau. Kita hanya perlu melewati jalur trans bagian barat Majene, Sulawesi Barat. Atau melipir ke Desa Somba, Kecamatan Sendana, Kabupaten Majene. Untuk menuju ke sana, membutuhkan waktu sekitar 3 jam dari Mamuju, ibukota Sulawesi Barat. Tak perlu repot-repot mencari sinyal untuk ber-GPS-an ria, cukup lihat sekitar, kalau ada asap-asap mengepul dengan ga nyantainya, di situlah warung-warung makan tuing-tuing asap berada.
Harga jualnya cukup beragam dan terjangkau, mulai dari Rp 10.000. Oh ya, harus perhatikan timing kalau mau menikmati tuing-tuing asap di Majene. Menurut warga setempat, ikan tuing-tuing hanya ada ketika musim angin timur.
Sumber: Wego
Tidak ada komentar:
Posting Komentar