Selasa, 20 Maret 2018

Akhirnya Mengunjungi Curug Luhur di Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.. !

Sebenarnya sudah lama ingin berkunjung ke Curug Luhur atau yang lebih dikenal dengan nama Curug Ciambar atau Curug Beton yang ada di Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Akhirnya keinginan itu tercapai dengan kunjungan minggu lalu tepatnya Sabtu, tanggal 17 Maret 2018.
Berangkat dari Cidahu pada Jum'at malam, dan ditempuh sekitar 2 jam perjalanan dengan motor(biasanya 1.5jam) dari Bogor. Karena rumahnya Revan di Cidahu, jadi saya menginap di rumahnya Revan.
Sudah beberapa kali saya menginap di Cidahu dan mengunjungi beberapa lokasi wisata yang ada di sekitar sini.
Kunjugan sebelumnya silahkan di baca di sini:
Hari Sabtu sekitar jam 7 lewat kami menuju Curug Luhur. Nah, malam sebelumnya kami sudah di kasih tau jalur tercepat ke arah curug adalah melewati Koramil Cicurug, yang ada sebelum Pasar Cicurug (kalau dari Bogor) (yang ada tulisan jalur alternative Bogor yang ada minimart Indomaret dan Alfamart yang berhadap-hadapan). Awalnya mengikutin Maps yang terlihat kami harus melewati Parung Kuda. Tapi sewaktu mengisi bensin di salah satu SPBU yang ada di jalan Raya Sukabumi, kami di anjurkan melewati jalan pintas kira-kira 50 m dari SPBU. Melewati jalan ini ternyata kondisi jalannya lumayan dengan turunan curam dan panjang. Hanya saja pemandangannya di sepanjang perjalanan menuju Desa Ciambar sangatlah bagus. Kabut masih menyelimuti dan Gunung Salak terlihat meski tertutup sebagian oleh awan.
Memasuki Desa Ciambar kami mulai banyak bertanya ke penduduk sekitar. Hingga kami sampai di sebuah jembatan yang rusak. Dan jembatan ini adalah batas Desa Ciambar dan Desa Ambar Jaya yang merupakan desa pemekaran dari Desa Ciambar. Ke dua desa ini masuk dalam kecamatan Ciambar, kabupaten Sukabumi.
Jembatan sebagai batas desa
Jembatan sebagai batas desa
Jembatan sebagai batas desa
Dari jembatan ini, kondisi jalan berbatu-batu, dengan tanjakan yang membuat saya harus turun dari motor. Selanjutnya kami masuk ke desa Ambar Jaya. Desa nya tidak seramai desa Ciambar. Berada di pegunungan, suasana desanya sangat adem.
Sebenarnya kami melewati parkiran untuk ke curug tapi karena tidak tahu (tahunya pas pulang karena banyak motor yang parker), kami terus mengendari motor melewati sisi bukit. Dari jalan terlihat kabut tebal menyelimuti persawahan dan hutan-hutan. Kamipun turun sebentar mengambil foto di spot yang jarang ditemui ini.
Selanjutnya melewati jalan setapak sekitar 100m, motorpun tidak bias lanjut, kamipun parker di pinggir jalan dekat motor warga yang sedang bekerja di ladang.
Dari sini kami pun melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki alias trekking. Memasuki kawasan hutan, mengikuti jalan setapak yang basah karena bekas hujan. Kondisi jalan di dominasi oleh turunan, jadi mesti hati-hati. Sepanjang perjalanan sering terlihat banyak bekas tapak kaki sepertinya jejak kaki babi hutan. jalan menurun ini berakhir di aliran sungai, kami menyeberangi sungai melewati jembatan bambu yang di buat oleh warga.
Selanjutnya perjalanan tidak terlalu berat karena kondisi jalan lebih dominan landai. Hingga akhirnya kami sampai di curug yang di tuju, Curug Luhur.
Di area curug terlihat tenda pengunjung yang menginap semalam. Jadi buat kalian yang mau berkemah silahkan saja karena bias mendirikan tenda di area depan curug yang rata.
Juga di curug sudah ada beberapa remaja yang ternyata datang lebih pagi dari kami hahahha.
Curug Luhur ini tingginya sekitar 30 meter, jadi membentuk air terjun type Pony Tail, atau ekor kuda. Curug ini jatuh melewati tebing kokoh tegak lurus, mungkin ini alasan kenapa ada menyebutnya Curug Beton. Air di sekitar leuwi tidak terlalu dalam tapi luas, meski begitu tetap harus hati-hati karena debit air lumayan besar.
Di dekat air terjun terlihat seperti goa yang sebenarnya adalah bekas batu tebing yang patah. Di sekitar curug terdapat pohon-pohon besar yang cocok buah hammocking. Juga terdapat bebatuan besar yang bagus buat kalian yang suka berfoto.
Revan dan saya mencoba mengambil foto di bebatuan dan berendam di kolam. Tidak puas hanya dekat kolam, saya juga berfoto di bawah curug di atas bebatuan. Awalnya saya mengira air di kolamnya dalam, tapi pas loncat dari batu ternyata dangkal hahaha.
Setelah puas menikmati keindahan Curug Luhur ini kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju Curug Citaman yang ada di Taman Nasional Gunung Halimun Salak di Cicurug.
========================================================================
Nama: Curug Luhur/Curug Ciambar/Curug Beton
Lokasi: kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango - Desa Ambarjaya, kecamatan Ciambar, kabupaten Sukabumi
Biaya: gratis

Minggu, 18 Maret 2018

Desa Cibitung Wetan Bagian 2: Curug Cikuluwung

Dari Curug Idas kami melanjutkan perjalanan menuju Curug Cikuluwung. Curug ini persis berada di atas Curug Idas. Dahulu kedua curug ini namanya Curug Cikuluwung saja.
Dari Curug Idas ada 2 alternative jalan, yang pertama kembali lagi ke parkiran kemudian berjalan ke atas sekitar 200 m, nanti dipinggir jalan ada petunjuk arah menuju curug, melewati jalan kecil diantara rumah penduduk sekitar 50 meter nanti akan bertemu loket masuk Curug Cikuluwung. Alternatif ke-dua, yang saya dan Reval lewatin, yaitu jalan pintas. Di bukit menuju parkiran nanti ada pertigaan, ke kiri adalah jalan menanjak, tidak terlalu jauh, sekitar 50m. Jalan ini menyusuri pinggir tebing di atas Curug Idas. Hanya saja ada satu titik, kita harus hati-hati melangkah karena bekas longsoran.
Bekas longsoran
Dari bekas longsoran sudah jalan rata, nanti ketemu kuburan dan tidak jauh ketemu loket masuk. Di area loket ini rencananya akan di bangun perkemahan, jadi nanti akan dibangun toilet (sekarang belum ada toilet dan ruang ganti). Di loket ini suasananya adem dan di sediakan bangku-bangku untuk istirahat. Nah walaupun ada loket masuk, tapi masuknya gak bayar loh, alias gratis hahahha.
Loket masuk
Loket ini di jaga oleh bapak-bapak, yang akan membukan pintu masuk (pintunya ditutup dengan pintu kayu). Nah kalian pasti bertanya kok ditutup pintunya? Ya, buat memudahkan pengawasan, karena jalan ke bawahnya sangat ekstrim, lebih ekstrim dibanding turun ke Curug Kiara.
Kalau di Curug Kiara disiapkan satu tangga yang kokoh, nah kalau di sini tangganya terkesan seadanya. Tapi ini lah yang menjadi tantangan tersendiri.
Setelah Revan turun, kemudian saya mengikuti. Ada bapak-bapak yang jaga di bawah, yang siap membantu kita. Pas turun kami di jaga juga kalau ada barang yang dirasa mengganggu akan dibantu bawa oleh bapaknya.
Melihat panorama yang ada di depan mata, benar-benar membuat kagum. Saya baru pertama melihat kawasan curug seperti ini. Curugnya berada di ujung tebing, agak tertutup. Airnya mengalir deras diantara tebing-tebing yang sangat eksotik, dan mengalir melewati dasar sungai yang terdiri dari bebatuan. Bebatuannya sangat unik, seperti bebatuan di tumpuk oleh tangan-tangan berjiwa seni.
Curug Cikuluwung
Curug Cikuluwung
Curug Cikuluwung
Curug Cikuluwung
Curug Cikuluwung
Tepat di ujung, yang berada pas di atas Curug Idas, terlihat leuwi yang tenang, berwarna hijau Tosca, dan tak perlu di tanya lagi pastilah sangat dalam.
Air yang jatuh ke Curug Idas
Kalau boleh di kata, lokasi ini mirip lembah mini. Karena lembah ini tertutup oleh pepohonan besar, jadilah sinar matahari susah masuk dan menyebabkan bebatuannya sangat licin. 
Turun ke sisi bawah, kita akan di pandu oleh penjaga. Menyusur bebatuan yang ada di kanan, mencari posisi yang bagus untuk melihat curug. Untuk mendekati curug, nanti di antar oleh bapaknya.






Di tebing yang ada di sisi seberang terdapat semacam lekukan yang cocok buat tidur-tiduran hahhaa. Tapi ijin dulu ke si bapak, pas dia bilang boleh baru lah kami ke area itu, tetap di pandu oleh bapaknya (sampai-sampainya si bapak hampir terseret arus).
Di bantu menyeberang



Ada apa yang di sana...???

Pokoknya berada di curug ini pengen berlama-lama. Sangat-sangat recommended buat kalian pecinta curug... !!!
Setelah puas menikmati curug yang amazing ini, kami kembali ke loket. Mengobrol sebentar dan memberi tips buat bapak yang sudah jagain kami....
===================================================================

Nama: Curug Cikuluwung
Lokasi: Kampung Suka Asih, Desa Cibitung Wetan, kecamatan Pamijahan, kabupaten Bogor.
Biaya:
- Biaya masuk: gratis (tips buat guide dan penjaga)
- Parkir: tidak ada tarif, kami bayar Rp. 5.000 (lokasi parkir sama kalau mau ke Curug Idas)

Link terkait:
- Curug Cilontar
- Curug Idas
- Curug Cilontar dan Curug Sawer
- Curug Jatake/Lembah Pelangi-Leuwiliang