Minggu, 27 Januari 2019

Jelajah Cianjur Selatan,Garut Selatan dan Bandung Selatan Bagian 2: Curug Citambur


Masih di hari pertama trip Cianjur Selatan-Garut Selatan hingga Bandung Barat, dari Curug Cikondang dan Curug Terekel kami menuju Curug Citambur yang masih berada di Cianjur Selatan. Dari Curug Terekel sudah lepas Ashar, jadi ke Curug Citambur sudah agak sore ini karena sebenarnya tidak ada rencana awal ke Curug Terekel.
Jarak harus kami tempuh sekitar 50km atau 2 jam lebih kalau dilihat di Maps, dan kenyataan dilapangan berbeda karena kondisi jalan yang jelek. Dari pertigaan dimana lurus/kanan menuju Pantai Jayanti dan kiri ke Curug Citambur dan tembus ke Bandung Barat (Ciwidey, Ranca Upas dan Situ Patenggang). Dari pertigaan ini kita melewati jalan yang jelek dan semi offroad sekitar 22km. Di tambah dengan kondisi yang mulai gelap dan penuh dengan tanjakan/turunan serta tikungan tajam membuat perjalanan lebih lambat dari perkiraan. Apalagi mobil yang kami pakai adalah mobil  city car dan ada di titik dimana penumpang harus turun hehehe.
Kondisi jalan di salah satu ruas
Kondisi jalan di salah satu ruas
Kondisi jalan di salah satu ruas
Sunset di tengah perjalanan
Lewat magrib cuaca mulai gelap, sudah tidak terlihat pemandangan kiri-kanan yang sebenarnya kami berada di atas pegunungan dimana banyak titik rawan longsor. Oh iya, jalur ini juga jalur angkutan umum dari Ciwidey-Pagelaran dan seharusnyalah jalur ini diperbaiki.
Di sebuah warung yang terlihat terang benderang dan ramai yang singgah, kami berhenti. Istirahat sejenak mengisi perut yang keroncongan dengan baso (belum makan siang) dan warung ini buka 24 jam dan menjadi tempat singgah traveler yang melewati jalur ini. Dan info dari pemilik warung bahwa lokasi Curug Citambur sudah  tidak terlalu jauh.
Selepas istirahat kami melanjutkan perjalanan menuju Curug Citambur. Sampai di gerbang depan yang di kanannya ada Telaga (Situ) yang dinamakan Telaga/Rawa Leuwi Soro. Sudah tidak terlihat seorang penjagapun di sini. Untunglah di sebuah spanduk kami menemukan nomor telepon yang bisa di hubungi. Berhasil menghubungi penjaga yang sekaligus pemilik salah satu warung di area curug, kami diantar ke dalam. Mengandalkan lampu dari kendaraan, kami melewati area hutan pinus hingga sampai di parkiran.
Telaga Leuwi Soro di pagi hari
Di parkiran terdapat beberapa warung yang lumayan terang. Karena sangat lapar, kamipun memesan makanan seadanya, nasi putih dengan dadar telur. Setelah selesai makan, kami diantar ke area camping ground. Suasana sangat gelap, dengan mengunakan lentera dan senter dari HP kami mendirikan 2 tenda di bawah pohon pinus dan di atas rerumputan. Di sini terdengar gemuruh air yang berasal dari Curug Citambur. Di sini juga terdapat mushola dan 2 toilet.
Berkemah di sini benar-benar terasa suasana hutan karena tidak ada pengunjung lain selain kami bertiga sehingga tidak terdengar suara ribut-ribut musik, gitar, dll yang ada hanya suara binatang malam, suara angin dan gemuruh air terjun yang menjadi teman beristirahat kami malam itu.
Bangun pagi, sholat subuh di cuaca yang lumayan dingin. Lanjut lagi tidur kemudian bangun lagi buat sarapan. Sarapan pagi kami ditemani teman dari species lain, guk-guk yang terlihat sangat lapar, untunglah gug-guk nya sukan makan roti hahahaha.
Suasana pagi
Teman kecil yang kelaparan
Wana wisata Curug Citambur di pagi hari
Wana wisata Curug Citambur di pagi hari
Abis sarapan, saatnya jalan-jalan menikmati suasana curug dan pemandangan di sekitarnya. Ternyata cuman beberapa langkan saja sudah terlihat Curug Citambur yang sangat spektakuler. Bagaimana tidak, curug ini mempunyai ketinggian lebih dari 120m, sehingga pas menghantam ke bawah berbunyi seperti suara berdentum, sehingga dinamakan Curug Citambur (ci=air, tambur=alat musik pukul). Curug utama yang dibatasi oleh tebing sehingga pengunjung tidak boleh mendekat karena sangat berbahaya karena untuk mendekatinya kita harus melewati bebatuan yang rawan longsor.
Curug Citambur dari dekat
Curug Citambur dari dekat
Curug Citambur dari dekat
Untuk berselfie ria kita cukup berfoto di bukit depan curug, bukit yang didominasi semak hijau. Juga di sediakan spot selfie,  di arena bawah, dekat aliran curug. Untuk ke sini kita harus melewati jalan setapa di sisi tebing. Sisi tebing ini dibatasi oleh pagar kayu. Hanya saja, karena selalu basah oleh tampias dari curug, area ini sangat licin, jadi harus berhati-hati berjalan. Dari jalan ini kita bisa melihat curug tingkat 2 yang mempunyai ketinggian sekitar 5m dan terbagi dalam beberapa aliran.
Curug Citambur tingkat 2
Di area ini terdapat spot selfie di atas batu besar yang langsung menghadap ke curug sehingga kita dapat memoto curug keseluruhan. Juga terdapat spot kupu-kupu dan juga berfoto dengan latar perbukitan di yang menghijau. Sebenarnya di tebing sebelah kiri terlihat curug yang lebih kecil tapi tidak ada akses untuk menuju kesana karena tertutup hutan.
Curug lain di kejauhan
Curug Citambur dari spot selfie
Curug Citambur dari spot selfie

Curug Citambur dari spot selfie

Selain spot foto yang saya sebutkan di atas, juga ada spot foto rumah Hobbit. Hanya saja untuk berfoto di sini kita harus bayar Rp. 5.000. dari sini kita bisa mengambil foto di depan ataupun di atas rumah Hobbit dengan latar belakang Curug Citambur. Nah kalau belum puas kalian bisa naik ke belakang bukit yang ada di belakang rumah Hobbit untuk mengambil foto Curug dari ketinggian.
Rumah Hobbit
Sekitar jam 8 kami mulai beberes. Oh iya, untuk berkemah di sini kita cukup bayar Rp. 10.000, hanya uang masuk jadi untuk kemping kita tidak dipungut bayaran hehehe. Juga buat parkir cuman bayar Rp. 5.000. Leawat jam 8, setelah mandi dan bersih-bersih, sebelum pengunjung mulai berdatangan,  kamipun melanjutkan perjalanan menuju Pantai Jayanti. Sungguh pengalaman berkemah yang sangat berkesan di Curug Citambur ini…


Info:
Curug Citambur
Alamat: Desa Karangjaya, kec. Pasirkuda-Cianjur-Jawa Barat
Biaya:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar