Minggu, 19 Mei 2019

Air Terjun Putuk Truno di Prigen - Pasuruan

Bagi warga kota Surabaya dan sekitarnya yang ingin menikmati tempat wisata alam yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kota Surabaya, pasti pilihannya akan pergi ke tempat wisata di kota Batu atau Malang. Sebenarnya ada tempat wisata yang dekat dengan kota Surabaya, yaitu kawasan wisata Tretes Prigen di kabupaten Pasuruan, merupakan daerah pegunungan yang mempunyai banyak potensi pariwisata alam. Wana wisata air terjun merupakan salah satu daya tarik, salah satunya adalah air terjun Putuk Truno

Air Terjun Putuk Truno

Kali ini saya akan berbagi pengalaman selama mengunjungi tempat wisata di kawasan Tretes Prigen di Pasuruan yaitu air terjun Putuk Truno

Air Terjun Putuk Truno merupakan salah satu daya tarik wisata di kawasan wisata Tretes Prigen di daerah Pasuruan, suasana alamnya yang berhawa sejuk bisa membuat siapapun yang berkunjung kesini akan merasa nyaman dengan hawa sejuknya.

Letek, akses jalan atau rute menuju air terjun Putuk Truno di Tretes - Prigen Pasuruan
Air terjun Putuk Truno terletak di kaki gunung Welirang dan gunung Arjuno, lebih tepatnya di jalan Putuk Truno, desa Pecalukan, kecamatan Prigen kabupaten Pasuruan - Jawa Timur. Air terjun yang berada dikawasan wisata Tretes ini memiliki ketinggian air sekitar 45 m dan berjarak hanya sekitar 400 m dari air terjun Kakek Bodo.
Air terjun Putuk Truno di Tretes - Prigen Pasuruan
Dari kota Surabaya, lokasi air terjun Putuk Truno bisa di tempuh sekitar 1.5 jam dengan jarak 55 km menuju arah Tretes Prigen yang terkenal dengan wisata kuliner sate kelinci, Perjalanan menuju lokasi ini sedikit menanjak terutama setelah memasuki jalan raya Pandaan - Tretes. Sangat mudah menemukan lokasi air terjun Putuk Truno ini, karena akses jalannya yang dekat jalan raya dan lokasi air terjun Putuk Truno juga sangat dekat dengan lokasi air terjun Kakek Bodo yang sudah sangat terkenal itu.

Harga tiket masuk dan fasilitas air terjun Putuk Truno di Tretes - Prigen Pasuruan
Harga tiket masuk ke air terjun Putuk Truno sekitar Rp. 10.000 per orang, biaya parkir Rp.2.000 untuk sepeda motor dan Rp. 5.000 untuk roda empat. Dari lokasi pintu masuk, kita harus berjalan kaki 10 - 15 menit untuk sampai ke lokasi air terjun, medan jalannya tidak terlalu ekstrim, sangat mudah dilalui karena sudah tertata rapi, bersemen dan memudahkan pengunjung. Selama berjalan menuju lokasi air terjun, kita akan merasakan udara dingin dan keheningan alam, sampai terdengar suara gemuruh air menandakan kita makin dekat dengan lokasi air terjun Putuk Truno
Tiket masuk dan karcis parkir air terjun Putuk Truno

Jalan setapak menuju air terjun Putuk Truno

Disekitar lokasi air terjun banyak tempat duduk yang dibuat dari semen atau kayu untuk fasilitas pengunjung menikmati air terjun dari kejauhan tanpa harus berbasah-basahan. Daya tarik air terjun Putuk Truno benar-benar menarik pengunjung untuk turun menuju kolam penampungan air di bawah air terjun. Sembari memuaskan diri bermain air tak lupa berfoto ria dengan latar belakang kemegahan air terjun Putuk Truno. Gemuruh suara hempasan air, serta kencangnya tiupan angin membuat butiran-butiran air bisa dirasakan sampai ke tempat duduk di sekeliling tangga dan terasa dingin dan sejuk membasahi wajah kita ... sejuk.

Pemandangan dinding-dinding batu cadas yang menjulang mengelilingi air terjun  tampak terlihat segar, dan tanaman rambat berwarna hijau juga menghiasi sekeliling air terjun menambah suasana sejuk. Saat itu, di lokasi air terjun tidak terlihat sama sekali penjual makanan atau minuman, jadi jika kalian berencana mengunjungi air terjun Putuk Truno, tidak ada salahnya jika membawa bekal makanan atau minuman. Dan ingat, sayangi lingkungan dengan membuang bekas sisa makanan dan minuman di tempat yang sudah disediakan.
Aku dan air terjun Putuk Truno

Penginapan atau hotel di sekitar air terjun Putuk Truno di Tretes - Prigen Pasuruan
Kawasan Tretes - Prigen berudara sangat sejuk, dingin dan bebas dari kebisingan, di daerah ini juga banyak berdiri hotel, villa atau homestay yang disewakan untuk pengunjung. Banyak warga lokal yang kita temui disana menawarkan penginapan jika kalian berencana menginap dilokasi ini. Jika kurang nyaman dengan penginapan, Anda juga bisa memilih beberapa pilihan hotel yang ada di sekitar Tretes seperti hotel Surya & Cottages Prigen, hotel Royal Tretes, hotel Inna Tretes dan masih banyak pilihan hotel yang bisa Anda cek di aplikasi booking hotel online seperti Tiket.com atau Traveloka

Saya sudah merasakan sejuknya bermain air di air terjun Putuk Truno ini, sekarang giliran Anda yang berkesempatan merasakan kesegaran air terjun ini, selamat berlibur di Tretes - Prigen !

Pintu masuk air terjun Putuk Truno

Putuk Truno waterfall

Pengunjung menikmati air terjun Putuk Truno

Wisata Alam dan Budaya di Candi Cangkuang Garut




Sabtu 23 Pebruari 2019, dari Tasikmalaya pagi-pagi kami menuju Garut. Garut adalah kota terakhir pada long trip kali ini. Awalnya tujuan kami adalah Talaga Bodas tapi mengingat lokasinya yang jauh dari pusat kota akhirnya kami memutuskan ke Candi Cangkuang.

Sampai di kawasan Wisata Alam dan Budaya Candi Cangkuang sekitar jam 10. Setelah mengambil parkir kemudian menuju loket masuk yang berada di pinggir jalan ini, harga tiket Rp. 5.000/orang. Tiket ini belum termasuk tiket naik rakit ke Candi Cangkuang yang terletak di pulau ini. 
Gerbang utama Kawasan Wisata
Untuk naik rakit kita bayar Rp. 5.000/orang PP. Rakit ini terbuat dari bambu-bambu yang dijadikan satu. Terapat bangku memanjang yang berhadap-hadapan untuk penumpang. Rakit akan berangkat jika penumpangnya sudah mulai penuh. Selagi menunggu penumpang kita bisa berfoto-foto di atas rakit.
Berfoto di atas rakit
Setelah penumpang penuh, rakit berangkat. Lama perjalanan kurang dari 10 menit, meskipun dekat tapi rakit dijalankan manual/tenaga manusia. Sebenarnya dulu pulau yang kami tuju dikelilingi oleh danau tapi sekarang hanya tinggal sebagian yang menjadi jalan utama dan di bagian lain sudah dikelilingi oleh persawahan. 

Setelah mendarat kita berjalan sekitar 100m mengelilingi danau untuk mencapai loket masuk. sepanjang jalan banyak pedagang yang berjualan makanan/minuman. Sampai di loket, petugas hanya memeriksa karcis yang tadi kita beli. Dari loket kita berjalan lagi sekitar 50 m menuju gerbang Kampung Pulo yang dipenuhi pedagang aneka cendera mata dan makanan/minuman. Kok Kampung Pulo? Ya, karena Candi Cangkuang berada di Kampung Pulo yang merupakan bagian dari Cagar Budaya Candi Cangkuang. 
Spot yang instagenic
Memasuki Kampung Pulo, kita langsung berada di bangunan berupa rumah dan musholla. Terdapat 6 rumah dan 1 musholla yang melambangkan 6 anak perempuan dan 1 anak laki-laki dari Embah Dalem Arief Muhammad. Konon Embah ini lah yang mendirikan Desa Cangkuang. Terdapat pantangan-pantangan di Kampung Pulo ini seperti ziarah di hari rabu, membunyikan gong, mendirikan bangunan melebihi yang ada serta memelihara binatang berkaki 4. 
Gerbang Kampung Pulo
Larangan di Kampung Pulo
Kampung Pulo
Kampung Pulo
Keluar dari gerbang kita akan memasuki kawasan Candi Cangkuang.  Kawasan ini terasa sangat sejuk dan adem karena dipenuhi oleh pepohonan besar-besar. Kawasan ini terlihat eksotis dengan adanya bebatuan yang berlumut dan akar-akar tanaman yang muncul di permukaan . 
Suasana di kawasan candi
Candi Cangkuang adalah Candi tunggal yang merupakan Candi Hindu tertua di Tanah Sunda. Sebenarnya bentuk candi sekarang adalah hasil dari rekonstruksi karena ketika ditemukan sekitar tahun 1966 candi ini hanya utuh sekitar 40%. Yang unik dari candi ini adalah adanya makam Embah Dalem Arief Muhammad yang berada di samping candi. Dan ini masih menjadi misteri kenapa makam Islam berdampingan dengan Candi Hindu.
Makam yang berdampingan dengan candi
Info Candi Cangkuang
Candi Cangkuang
Candi Cangkuang
Setelah mengambil foto-foto di kawasan ini (yang kebetulan sangat ramai pengunjung) kami istirahat sejenak di pinggir danau. 
Beristirahat di pinggir danau
Selanjutnya menuju pusat kota dan mencari penginapan. kebetulan dapat penginapan dengan nuansa tradisional Jawa dan kami menginap semalam. Keesokan hari, trip berakhir dan melanjutkan pulang ke Bogor.



 Info:
-      Nama         : Kawasan Wisata Alam dan Budaya Candi Cangkuang
-      Lokasi         : Kampung Pulo, Desa Cangkuang, kec. Leles-Garut-Jawa Barat
-      Biaya          : Rp. 5.000 (HTM), Rp. 5.000 (naik rakit PP), Rp. 5.000 (parkir mobil)

Sabtu, 18 Mei 2019

Jelajah Tasikmalaya Bagian 3: Curug Ciparay


Hari kedua di Tasikmalaya: Jum'at 22 Februari 2019.

Curug Ciparay
Tipikal topografi Jawa Barat, Tasikmalaya juga berada/dikelilingi oleh pegunungan/ perbukitan yang menjadikan daerah ini sangat subur dan banyak sumber air. Karena itu, wisata Curug/air terjun adalah salah satu wisata utama daerah ini. Salah satu curug yang dikenal di sini adalah Curug Ciparay.

Curug Ciparay berada di kampung Parentas, desa Cidugaleun-kecamatan Cigalontang-Tasikmalaya-Jawa Barat. Jarak tempuh dari pusat kota sekitar 1 jam berkendara mobil dan mungkin lebih cepat dengan menggunakan motor. Karena belum ada seorangpun dari kami yang kesini sebelumnya, jadi ke Curug Ciparay ini kami mengandalkan Google Maps.

Karena berada di kaki Gunung Galunggung, perjalanan kami pastilah di suguhi oleh view pegunungan, dan suasana pedesaan yang berada di ketinggian. Melewati jalan lingkar yang lumayan bagus tapi memasuki jalan desa keadaannya cukup jelek dan kecil. Sampai di jalan terakhir beraspal kemudian kami harus parkir, kebetulan ada area yang cukup untuk parkir mobil di depan pagar sebuah mesjid. Selanjutnya kami harus mengunakan moda angkutan lain karena kondisi jalan yang sangat parah, berbatu dan mendaki. Karena hari ini hari Jum’at, kami harus buru-buru sampai di Curug Ciparay sebelum Jum’atan.

Dari Mesjid yang berada di kampung Cidugaleun ini kemudian kami naik angkot ke pangkalan ojeg. Tarik angkotnya Rp. 2.000 melewati jalan berbatu dan menanjak sehingga di dalam angkot berasa di aduk-aduk hahahhaha. Sampai di pangkalan ojeg yang juga merupakan batas akhir dari angot yang kmai naiki kemudian tawar menawar tarif ojeg dan di sepakati Rp. 40.000 PP (karena melihat kondisi jalan yang parah akhirnya kami memberi Rp. 50.000 pas pulang).
Parkir depan mesjid
Pangkalan ojeg
Kondisi jalan dengan ojeg ini sebenarnya tidak terlalu jauh. melewati sisi bukit sehingga kita bisa melihat view perbukitan, lembah dan persawahan. Hanya saja kondisi jalannya sangat jelek karena berbatu dan kadang-kadang berlobang dan tanah sehingga kita sangat tidak nyaman di atasnya.
Kondisi jalan berbatu
Kondisi jalan berbatu
Sampai di parkiran Curug Ciparay, disambut sapaan ramah penjaga warung. Tiket masuk ke curug hanya Rp. 5.000. dari parkiran ke curug kita harus trekking sekitar 300m menuruni lembah. Sebelum turun terdapat area yang datar dan di sini kami berfoto dengan latar hijaunya hutan dan Gunung Galunggung yang terlihat tertutup awan.
Kondisi parkiran
Spot foto dengan latar Gn. Gaunggung
Dari spot ini barulah kami menuruni lembah, melewati jalan setapak berupa tanah merah. Area ini terlihat rawan longsor dan ini terlihat di titik tertentu bekas longsoran. Tidak berapa lama kami sampai di area yang cukup luas, dan di spot ini kami sudah bisa melihat Curug Ciparay bawah sana. Terlihat dua curug dalam satu area, sebelah kiri debitnya sangat besar dan deras sementara yang satu lagi, yang lebih tinggi debitnya tidak terlalu besar. 2 curug ini ada yang menyebut Curug Ciparay 1 dan Curug Ciparay 2 atau Curug Ciparay dan Curug Parentas.
Kondisi jalan turun
Sahabat bagai keompong
Berjalan lagi sampai ke bawah, sampailah kami di jalur sungai. tersedia jembatan bambu untuk sampai ke seberang. Sampai di seberang terdapat pohon besar dan bebatuan sekitar curug. Saking besarnya debit curug ini, area sekitar curug ini di selimuti tampias. Mendekati curug ini harus rela berbasah-basahan.

Curug ini mengingatkan saya pada Curug Sawer di Sukabumi baik bentuk maupun debitnya. Mempunyai ketinggian sekitar 55 dan 75m dan debit yang sangat besar serta adanya 2 curug di area ini sangatlah pantas jika curug ini disebut sebagai curug tercantk di Tasikmalaya. Karena selalu basah terkena tampias, area ini dipenuhi oleh tanaman menjalar dan bebatuan licin dan berlumut. Jadi buat kalian yang mau berfoto di sekitar curug harap berhati-hati jangan sampai tergelincir apalagi di area curug pertama, karena jika sempat masuk ke bawah curug pertama bisa dibayangkan tubuh kita akan seperti berada di dalam blender. Jika mau berenang ataupun bermain air bisa dilakukan di curug kedua (Curug Ciparay 2 atau Curug Parentas) karena airnya berupa sawer dan dibawahnya berupa bebatuan. Air jatuhan dari curug kedua ini akan mengalir melewati curug pertama yang kemudian membentuk satu aliran sungai yang deras. Kedua curug ini sama-sama berhulu di Gunung Galunggung.
Curug Kembar Ciparay
Curug Kembar Ciparay
Revan @Curug Ciparay 1
Ibnu @Curug Ciparay 1
Me @Curug Ciparay 1
Sugi @Curug Ciparay 1
Noey @Curug Ciparay 1
Setelah puas bermain di curug ini kami kembali ke parkiran, kembali naik ojeg yang setia menunggu dan diantar sampai ke mesjid jadi gak perlu lagi naik angkot. Karena hari ini hari Jum’at, setelah bebersih, kami melanjutkan sholat Jum’at (buat cowok). Abis Jum’atan, menikmati makan siang di kota dan setelah itu tidak kemana-mana karena hujan lebat hingga malam.

Baca juga link terkait:
- Kawah dan Pemandian Air Panas Gunung Galunggung
- Curug Badak dan Curug Batu Hanoman