Untuk lokasi tepatnya dimana curug ini berada, kami menanyakannya kepada penjaga loket Kawah Sileri. Dari Kawah Sileri kami mengambil jalur kanan menuju Kampung Bitingan yang berjarak sekitar 2.5km. dari kawah, kami mengambil arah kanan, dengan kondisi jalan sedikit menanjak dan beraspal tapi agak kecil. Menuju Kampung Bitingan hingga aspal terakhir (sebenarnya ada jalan lain beraspal tapi terjal dan kami baru tahu pas pulang).
|
Jalan menuju Curug Sirawe dari Kawah Sileri |
Selanjutnya beberapa ratus meter hingga sampai parkiran, jalannya sangat rusak. Karena sangat riskan, semua penumpang turun dan melanjutkan dengan jalan kaki. Di sebelah kiri terlihat sedang ada pembangunan area wisata, sepertinya tempat pemandian air panas. |
Jalan Kampung Bitingan |
|
Suasana kampung yang berkabut |
Di pertigaan sebelum parkiran terdapat jalan menuju Batang tapi sangat jarang dilewati karena jalannya jelek dan berada di pinggir bebukitan. Sampai di lokasi parkiran, di depan rumah warga dan bertemu bapak-bapak yang memberi info tentang curug ini. Di lokasi ini terdapat 4 curug, 3 curug berada di atas yang 2 diantaranya adalah air panas sementara dari 3 curug tersebut membentuk satu aliran yang selanjutnya membentuk curug tingkat 2. Setelah sedikit berbincang-bincang, kami melanjutkan perjalanan ke Curug Sirawe ditemani guide kecil kami namanya Sabi, anaknya si bapak yang tadi menyambut kami. Berjalan melewati jalan yang pas buat 1 mobil, terlihat ada tempat pemandian air panas yang bayar masuknya cuman Rp. 3.000). melewati gerbang Curug Sirawe, selanjutnya kami menyusuri jalan setapak. |
Gerbang menuju Curug Sirawe |
|
Trekking menuju curug |
Jalan setapak berupa cor-coran ini melewati kebun-kebun sayur seperti kentang yang menjadi primadona Dieng, kol, daun bawang dll. Yang menarik adalah buah carica yang banyak tersebar di Dieng, juga di sini, yaitu buah pepaya yang hanya ada di Dieng yang ukurannya sangat kecil, sekitaran genggaman anak bayi, daun nya lebih lebar dan terlihat kasar, konon rasanya hambar (belum pernah nyoba sih hehehe), makanya buah ini dibuat sebagai manisan yang menjadi salah satu oleh-oleh andalan Dieng. Dan konon lagi, jika carica ini ditanam di luar dieng maka akan menjadi seperti pepaya biasa.... hmmmm menarik ya? |
Buah Carica |
Setelah menyusuri jalan landai kemudian jalan menurun meewati tangga-tangga yang dikiri kanannya semak-semak. Setelah berjalan kira-kira 15 menit dari parkiran sampailah kami di area yang rata yang berada di pinggir lembah. Di bibir lembah terdapat saung namun tidak ada yang berjualan di sini. Dari spot ini kita sudah bisa melihat 3 Curug Sirawe yang jatuh langsung ke lembah yang sudah menjadi bagian dari kecamatan Batang. Terdapat 3 curug yang jatuh dari tebing dan 2 diantaranya adalah air panas yang mengalir dari Pegunungan Dieng. |
Curug Sirawe tingkat 1 |
|
Curug Sirawe tingkat 1 |
Untuk turun ke bawah, kami harus menuruni jalan setapak melewati spot selfie dari kayu yang sudah terlihat rapuh dan tidak terpakai. Menuruni jalan setapak berupa tangga-tangga dari cor-coran dan banyak tertutup semak-semak. Kemudian dilanjutkan dengan jalan tanah hingga akhirnya sampai di aliran sungai. Dari kanan mengalir air sungai yang berasal dari curug pertama yang dingin. Kemudian melintasi sungai melewai jembatan kayu hingga sampailah di depan curug yang berair panas. |
Berfoto di salah satu curug |
Curug Sirawe (sebut saja nomor 2) ini berair panas, dan begitu sampai di bawah terlihat uap panas menutupi area lembah sekitar curug ini. Tidak perlu berada di bawah curug, cukup berdiri di sekitar curug berjarak 5 meter kita sudah bisa merasakan mandi di shower air panas.Karena airnya air panas dan yang tidak langsung dari sumbernya dan sudah jalan panjang jadi airnya tidak terlalu jernih. |
Curug Sirawe yang berair panas |
|
Curug Sirawe yang berair panas |
Selanjutnya menuju Curug Sirawe bagian bawah, kita sebut saja Curug no. 4. Curug ini mempunyai aliran air yang merupakan gabungan dari 3 curug di atasnya. Untuk menuju curug ini kita harus kembali lagi ke saung atas. Ke curug ini cuman saya dan Revan serta ditemani guide kami, Sabi.Trek untuk ke curug bagian bawah ini cukup tersembunyi. Untung saja kami ditemani oleh guide. Dari saung kami mengambil jalan setapak yang ada di sebelah kiri. Jalannya lumayan tertutup oleh semak-semak. Awalnya terlihat biasa saja tapi lama-lama jalannya mulai terjal dibanding curug bagian atas. Kemudian memasuki hutan dengan pohon-pohon besar yang membuat kondisi agak temaram.
Setelah melewati jalanan terjal dan hutan, kemudian kami sampai di daerah yang cukup terbuka, terlihat jalan setapak yang berada di sisi tebing dan lembah di sisi lainnya. Di ujung tebing terlihat Curug Sirawe yang kami tuju, curug yang membuat kagum. Dengan ketinggian hampir 100m dengan debit yang besar membuat kagum.
Trek untuk ke bawah sangat terjal, melewati jalan setapak yang tertutup tanaman merambat yang basah terkena tampias curug. Karena trek inilah makanya curug ini sepi pengunjung, biasanya hanya sampai ke 3 curug bagian atas. Untuk mendekati curug, Revan dan guide turun ke bawah sementara saya di atas mengambil foto karena tidak bisa membawa kamera ke bawah. Sementara Revan di bawah, saya mengambil beberapa foto dari atas. Hanya sekitar 10 menit kemudian Revan naik kembali dan kamipun kembali ke tempat berkumpul untuk guide kami memberi tips Rp. 50.000. Sehabis makan siang di warung kecil damping pemandian/kolam air panas kemudian kami melanjutkan perjalananan berikutnya, yaitu ke Kawah Sikidang, salah satu ikonnya pariwisata Dieng.
|
Curug Sirawe tingkat 2 |
|
Curug Sirawe tingkat 2 |
|
Curug Sirawe tingkat 2 |
Info:
Nama : Curug Sirawe
Lokasi : Kampung/Dukuh Bitingan, Desa Kepakisan
Dieng Banjarnegara-Jawa Tengah
Biaya: : free, guide sewajarnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar