Sabtu, 31 Mei 2014

Hati-Hati dengan Bahaya Plastik! Pelajari Sebelum Terlambat

Hati-Hati dengan Bahaya Plastik! Pelajari Sebelum Terlambat...
Hati-Hati dengan Bahaya Plastik! Pelajari Sebelum Terlambat

Sudah banyak orang yang memberi peringatan, rumor, gosip bahkan artikel majalah tentang bahaya plastik. Tetapi tetap saja hanya segelintir orang yang menggubris, peduli atau sampai meneliti lebih lanjut.

Plastik adalah salah satu bahan yang dapat kita temui di hampir setiap barang. Mulai dari botol minum, TV, kulkas, pipa pralon, plastik laminating, gigi palsu, compact disk (CD), kutex (pembersih kuku), mobil, mesin, alat-alat militer hingga pestisida. Oleh karena itu kita bisa hampir dipastikan pernah menggunakan dan memiliki barang-barang yang mengandung Bisphenol-A. Salah satu barang yang memakai plastik dan mengandung Bisphenol A adalah industri makanan dan minuman sebagai tempat penyimpan makanan, plastik penutup makanan, botol air mineral, dan botol bayi walaupun sekarang sudah ada botol bayi dan penyimpan makanan yang tidak mengandung Bisphenol A sehingga aman untuk dipakai makan. Satu tes membuktikan 95% orang pernah memakai barang mengandung Bisphenol-A.

Apakah arti dari simbol-simbol yang kita temui pada berbagai produk plastik?

Apakah arti dari simbol-simbol yang kita temui pada berbagai produk plastik?

Plastik dipakai karena ringan, tidak mudah pecah, dan murah. Akan tetapi plastik juga beresiko terhadap lingkungan dan kesehatan keluarga kita. Oleh karena itu kita harus mengerti plastik-plastik yang aman untuk kita pakai.

Apakah arti dari simbol-simbol yang kita temui pada berbagai produk plastik?

Apakah arti dari simbol-simbol yang kita temui pada berbagai produk plastik?
#1. PETE atau PET (polyethylene terephthalate) biasa dipakai untuk botol plastik yang jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua botol minuman lainnya. Boto-botol dengan bahan #1 dan #2 direkomendasikan hanya untuk sekali pakai. Jangan pakai untuk air hangat apalagi panas. Buang botol yang sudah lama atau terlihat baret-baret.

Apakah arti dari simbol-simbol yang kita temui pada berbagai produk plastik?
#2. HDPE (high density polyethylene) biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih susu. Sama seperti #1 PET, #2 juga direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian.

Apakah arti dari simbol-simbol yang kita temui pada berbagai produk plastik?
#3. V atau PVC (polyvinyl chloride) adalah plastik yang paling sulit di daur ulang. Plastik ini bisa ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan. PVC berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.

Apakah arti dari simbol-simbol yang kita temui pada berbagai produk plastik?
#4. LDPE (low density polyethylene) biasa dipakai untuk tempat makanan dan botol-botol yang lembek. Barang-barang dengan kode #4 dapat di daur ulang dan baik untuk barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Barang dengan #4 bisa dibilang tidak dapat di hancurkan tetapi tetap baik untuk tempat makanan.

Apakah arti dari simbol-simbol yang kita temui pada berbagai produk plastik?
#5. PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama untuk yang berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristik adalah biasa botol transparan yang tidak jernih atau berawan. Cari simbol ini bila membeli barang berbahan plastik.

Apakah arti dari simbol-simbol yang kita temui pada berbagai produk plastik?
#6. PS (polystyrene) biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dll. Bahan Polystyrene bisa membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Bahan Styrine berbahaya untuk otak dan sistem syaraf. Selain tempat makanan, styrine juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari dan banyak negara bagian di Amerika sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk negara China.

Apakah arti dari simbol-simbol yang kita temui pada berbagai produk plastik?
#7. Other (biasanya polycarbonate) bisa didapatkan di tempat makanan dan minuman seperti botol minum olahraga. Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon. Hindari bahan plastik Polycarbonate.

Masih banyak sekali barang plastik yang tidak mencantumkan simbol-simbol ini, terutama barang plastik buatan lokal di Indonesia. Oleh karena itu, kalau anda ragu lebih baik tidak membeli. Kalaupun barang bersimbol lebih mahal, harga tersebut lebih berharga dibandingkan kesehatan keluarga kita.

Pada akhirnya. Hindari penggunaan plastik apapun di Microwave. Gunakan bahan keramik, gelas atau pyrex sebagai gantinya.

Hindari juga membuang sampah plastik terutama yang mengandung Bisphenol-A sembarangan karena bahan tersebut pun bisa mencemari air tanah yang pada akhirnya pun bisa mencemari air minum banyak orang.

Semoga informasi ini bermanfaat, Salam Hijau dan Selamat Berpetualang... 


Artikel ini sebelumnya diposting oleh Greeneration Indonesia (GI)

Siaran Pers Peringatan Hari Anti Tambang 2014

Tinggalkan Industri Tambang dan Migas, Kuatkan Identitas Maritim dan Agraris
Aksi teatrikal & Peringatan hari anti tambang.
Tinggalkan Industri Tambang dan Migas, Kuatkan Identitas Maritim dan Agraris

Selama tahun Politik 2014, isu tambang dan energi kembali menjadi sorotan dan mendapatkan porsi yang besar baik dalam pemberitaan media ataupun sebagai “barang dagangan” Parpol dan politisi. Dua koalisi yang dibentuk untuk mengusung Capres berlomba-lomba menawarkan program kedaulatan tambang dan energi di Indonesia.

Namun program koalisi-koalisi yang digadang akan mengembalikan kedaulatan Negara tersebut jelas hanya akan menjadi jargon pemanis kampanye belaka, Di dalam dua gerbong koalisi tersebut sangat kentara keterlibatan dan intervensi Mafia Tambang dan Energi yang selama ini telah menjarah kekayaan alam serta merampas ruang hidup dan keselamatan masyarakat.

Tentu kita masih ingat 29 Mei delapan tahun lalu, ketika Lumpur Lapindo mulai menyembur dan kini telah menggenangi 16 desa di Sidoarjo. Hingga saat ini masyarakat korban Lumpur Lapindo masih berjuang untuk memulihkan hak-haknya. Semburan lumpur Lapindo telah menghilangkan akses terhadap pangan dan hak ekonomi masyarakat. Ini berakibat pada semakin bertambahnya beban perempuan. Karena perempuan, dengan peran gendernya “dipaksa” untuk memikirkan urusan domestik dalam keluarga.

Aburizal Bakrie (ARB) sebagai pihak yang turut bertanggungjawab dalam tragedi tersebut bahkan hingga saat ini masih leluasa berbisnis dan bermain politik dengan menggabungkan Parpol yang dipimpinnya dalam salah satu koalisi pengusung Capres Prabowo. Tidak hanya itu saja, ARB bahkan berhasil menyedot anggaran Negara lebih dari Rp 7,2 triliun untuk biaya ganti rugi korban Lapindo. 

Diyakini, jika gerbong Capres Prabowo memenangkan pemilihan Presiden, makin sulit menagih dana talangan tersebut. Mengingat gerbong prabowo disesaki oleh pelaku pengeruk sumber daya alam kelas kakap, selain Prabowo sendiri dan ARB, juga ada Harry Tanoe, Sandiaga Uno atau Setya Novanto.

Di gerbong Jokowi pun, tidak lepas dari keterlibatan pengeruk tambang dan energi, mulai dari pendukungnya seperti Luhut Panjaitan, hingga tokoh-tokoh dalam Parpol pengusungnya seperti Surya Paloh, Effendi Simbolon dan Jusuf Kalla.

Kenyataannya industri tambang dan migas adalah monster yang mengancam keberlangsungan hidup masyarakat khususnya di lingkar tambang. Hilangnya ruang hidup masyarakat, kemiskinan, pelanggaran HAM, hancurnya fungsi-fungsi layanan alam dan sarang yang nyaman bagi korupsi adalah sekelumit gambaran nyata dari industri tambang dan migas. Sayangnya industri ekstraktif kaya daya rusak ini malah diklaim sebagai modal pembangunan dan sumber devisa Negara.

Pertambangan hanya menjadikan laut Indonesia sebagai tong sampah untuk limbah tailing sebagaimana PT Newmont Nusa Tenggara yang sejak 2002 telah diperpanjang dari tahun 2011 hingga 2016 untuk membuang limbah tailing sebanyak 54.020.000 ton tiap tahun. Pertambangan juga merusak pulau-pulau kecil yang indah sebagaimana yang akan terjadi di Pulau Bangka Sulawesi Utara, Pulau Bangka dan Belitung, Pulau Nipah dan pulau-pulau kecil lainnya yang hancur.

Carut marut pengelolaan tambang dan energi juga berandil besar dalam politik anggaran pemerintah. Maka tidak heran sikap pesimisme pemerintah menetapkan rasio pajak sebesar 12,6% dari PDB mengakibatkan 27% Belanja Negara harus dibebankan kepada sumber Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) selama empat tahun terakhir. Padahal pada 2013 lalu, 50,2% PNBP diterima dari kegiatan eksploitasi Tambang dan Migas. Maka, tidak heran trend anggaran yang terus berulang tiap tahun ini mendorong eksploitasi tambang dan energi besar-besaran dengan dalih penyeimbangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, tentu saja dengan mengorbankan ruang hidup dan keselamatan warga.

Sejak reformasi Indonesia mengklaim sebagai negara yang menjunjung demokrasi. Pada perkembangannya demokrasi menjadi tak lebih sebuah industri. Perebutan dan mempertahankan kekuasaan selalu melibatkan kekuatan ekonomi yang bersumber dari kalangan pengusaha. Para pengusaha tambang yang terlibat dan bagian dari politik, mendorong sumber daya alam tambang menjadi modal dalam perebutan dan mempertahankan kekuasaan politik. Tak heran kampanye pertambangan ramah lingkungan (green mining) atau berkelanjutan adalah siasat lama yang digunakan para politikus yang selama ini menikmati manfaat dari industri pertambangan, baik resmi maupun tidak resmi. Dengan kata lain pengurusan industri tambang hingga saat ini merupakan mesin uang politik penghancur kehidupan.

Karenanya Pemerintah Indonesia ke depan harus berani mengambil langkah yang tegas untuk membersihkan pemerintahan , baik dalam Kabinet dan Lembaga Negara lainnya, dari keterlibatan dan intervensi Mafia Tambang dan Energi. Tentu hal ini yang utama dilakukan, mengingat keharusan untuk mengambil langkah inovatif meninggalkan pengerukan tambang dan migas sebagai pilar pembangunan dan ekonomi.

Tidak hanya membersihkan Pemerintahan dan lembaga Negara dari Mafia Tambang dan Energi, Pemerintah ke depan juga harus berani melekatkan Negara Maritim dan Agraris sebagai idenditas Bangsa. Industri tambang dan energi dalah industri yang tidak berkelanjutan, sementara sebagian besar rakyat Indonesia bertumpu pada sektor yang sumbernya tidak pernah habis. 

Dalam tata kelola produksi dan konsumsi energi pun pemerintah ke depan juga harus mengambil lompatan inovatif untuk mengurangi dan menghentikan kecanduan akan energi fosil. Pemerintah tidak seharusnya memandang sektor energi sebagai komoditas bisnis semata. Sumber energi adalah asset bagi produktivitas rakyat, maka dari itu rakyat harus mendapatkan akses yang lebih luas dan terbuka sebagai jaminan ekonomi, pendidikan dan kesehatan rakyat. 

Kepatuhan Indonesia dalam skema utang, bilateral dan multilateral, termasuk investasi telah menjerumuskan Indonesia kedalam jebakan angka-angka produksi dan eksport. Pemerintah kedepan harus bisa menjamin penghentian perjanjian kerjasama atau investasi yang berbasis produksi dan berorientasi eksport. Pembenahan di sektor kebijakan dan kelembagaan. Penting juga untuk memastikan seluruh lembaga-lembaga Negara tidak berjalan sendiri-sendiri yang menimbulkan kontradiktif program, yang tak saling mendukung guna mewujudkan Kedaulatan energi nasional. 

Selain itu pemerintah juga harus tegas untuk memaksa pihak yang bertanggungjawab melakukan pemulihan lingkungan sebagai bukti salahnya pilihan ekonomi yang ekstraktif. Serta mebuka ruang seluas-luasnya untuk pembenahan dan perombakan tata kelola sektor-sektor publik agar mampu menjamin keselamatan, keamanan, produktivitas dan daya pulih rakyat serta keberlanjutan fungsi layanan alam.

Pemerintah ke depan harus lebih mendorong produktivitas pertanian, perikanan dan pariwisata, bukan mendorong industri berbasis lahan seperti tambang yang tidak ada sangkut-pautnya dengan kebutuhan utama sehari-hari warga. Dengan mengakhiri pengerukan sumber daya tambang dan menjadikan sebagai pilihan akhir, juga akan mengurangi ancaman terhadap keselamatan rakyat.**


**Siaran Pers Hari Anti Tambang 2014

Hari Anti Tambang, 29 Mei 2014.
Jaringan Advokasi Tambang (JATAM), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Solidaritas Perempuan, Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA), Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Greenpeace, Liga Mahasiswa Nasional Untuk Demokrasi (LMND), Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras), Indonesia Center for Environmental Law (Icel)

Minggu, 25 Mei 2014

Insting Gajah Ternyata Mirip dengan Manusia

Insting Gajah Ternyata Mirip dengan Manusia
Gajah pintar dalam bekerja sama. Foto: NGI
Selama melakukan pembuatan film Let Elephants be Elephants di Afrika bersama sutradara Ernest Hariyanto dan seorang ahli gajah, Tammie Matson, model papan atas Nadya Hutagalung banyak belajar tentang gajah.

Dia mengatakan insting gajah tidak jauh berbeda dengan manusia. Nadya mendapatkan kesimpulan tersebut ketika menemukan kumpulan gajah yang ditinggal induknya.

"Ternyata perasaan gajah sama dengan manusia. Anak-anak gajah akan merasa sedih dan tidak memiliki gairah hidup ketika ditinggalkan induknya," paparnya dalam jumpa pers Let Elephants be Elephants di Shangri-La Hotel, Selasa (22/4/2014).

Induk gajah ataupun kepala kelompok gajah yang sudah matang usianya banyak diburu untuk mendapatkan gadingnya. Ketika perburuan dilakukan dengan cara dibunuh, anak-anak gajah tampak sedih dan hidupnya tidak bersemangat.

Padahal, induk atau kepala kelompok gajah merupakan tempat berlindung dari berbagai spesies gajah.

"Jadi induk gajah ini adalah gajah yang tahu di mana tempat untuk mencari makan dan di mana tempat aman untuk berlindung bagi kelompoknya," kata Nadya.

Untuk menyelamatkan gajah dari kepunahan, Nadya dan Tammie terjun langsung ke alam liar Afrika dan lorong-lorong tersembunyi. Hasil temuan yakni perburuan gajah dengan cara sadis dan berhasil direkam melalui film dokumenter.

Insting Gajah Ternyata Mirip dengan Manusia
Nadya Hutagalung di Kenya. Foto: ghiboo
Nadya mengatakan gading gajah buruan untuk satu ekor dihargai sekitar 16.000 dolar AS dari tingkat pemburu dan dijual sekitar 160 ribu dolar AS di pasaran. Hasil perburuan gading dibuat untuk barang-barang hiasan dan benda-bendat adat.

Pada kesempatan tersebut, keduanya mewawancarai beberapa ahli konservasi gajah, termasuk Richard Bonham dari Big Life Foundation yang memimpin satuan ranger atau petugas pemeliharaan gajah alam liar.

Saat ini jumlah ranger tersebut mencapai 280 anggota yang tersebar di Kenya dan Tanzania. Nadya dan Tammie juga berhasil mewawancarai Dr. Chynthia Moss dari Amboseli Trust for Elephants yang meneliti gajah selama 45 tahun, serta wawancara terhadap Douglas Hamilton dari Save the Elephants sebagai otoritas terkemuka tentang gajah.

Beruntung, kepedulian Nadya Hutagalung dan Tammie Matson terhadap gajah cukup melegakan dengan kehadiran David Sheldrick Wildlife Trus yang telah menyelamatkan ratusan anak gajah tanpa induk akibat perburuan.

"Semua temuan dan wawancara dengan para ahli telah didokumentasikan melalui film Let Elephants be Elephants. Kami akan memutar film tersebut sebagai kampanye anti perdagangan gading gajah ilegal," paparnya. 



Sebelumnya...

Nadya Hutagalung Buat Film Kampanye Anti Penjualan Gading Gajah

Insting Gajah Ternyata Mirip dengan Manusia
Nadya Hutagalung. Foto: ist
Model sekaligus host Asia's Next Top Model Nadya Hutagalung menyebutkan fenomena penjualan gading gajah saat ini menempati urutan keempat, dalam perdagangan ilegal terbesar di dunia. 

Nadya yang merupakan Earth Hour Global Ambassador dan juga WWF Elephant Warrior tersebut menuturkan dirinya bersama Tammie Matson, seorang ahli gajah telah membuat sebuah film dokumenter berjudul Let Elephants be Elephants untuk memerangi aksi maraknya perdagangan gading gajah. 

"Film ini telah selesai melalui proses pembuatan sekitar sebulan bersama sutradara Ernest Hariyanto," paparnya dalam jumpa pers Let Elephants be Elephants di Shangri-La Hotel, Selasa (22/4/2014). 

Dia mengatakan film tersebut dibuat untuk mengedukasi masyarakat seluruh dunia agar mengetahui bahwa penjualan gading gajah tersebut berdampak besar terhadap populasi gajah di dunia. 

Pertama kali diajak Tammie untuk ekspedisi kondisi gajah di Afrika, Nadya tidak berpikir panjang untuk mengambil keputusan. Dia langsung mengiyakan dan segera menyiapkan untuk membuat film dokumenter tersebut. 

"Film ini kami modali sendiri tanpa ada sponsor satu pun. Namun, setelah jadi, kami senang ada beberapa pihak yang menjadi mitra untuk membantu mempublikasikannya," ujar Nadya. 

Film Let Elephants be Elephants akan diputar di berbagai kota di Indonesia hingga kawasan Asia Tenggara.



Sumber: Kabar24

Menghidupkan Kembali Terumbu Karang Mati Lewat Karya Seni Bawah Laut

Seniman Teguh Ostenrik: Menghidupkan Kembali Terumbu Karang Mati Lewat Karya Seni Bawah Laut
Seniman Teguh Ostenrik:
Menghidupkan Kembali Terumbu Karang Mati
Lewat Karya Seni Bawah Laut
Terumbu karang mati perairan tropis di lepas Pantai Senggigi, Lombok, akan diberikan ‘kehidupan’ baru lewat tangan seniman Teguh Ostenrik.

Pada 23 Mei di Lombok, Teguh akan memamerkan hasil karyanya berupa patung logam dengan proses ilmiah revolusioner, yang mengubah mineral dalam air laut menjadi Biorock.

Ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Asosiasi Hotel Lombok bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan, dengan dukungan dari Gili Eco Trust berbasis di Indonesia.

Proyek instalasi seni ini dideskripsikan sebagai sebuah “galeri seni bawah laut” yang pada akhirnya akan menambah panjang Pantai Senggigi, Lombo, salah satu destinasi wisata di daerah tersebut.

Sang seniman sendiri menyebut instalasi itu sebagai taman terumbu karang “Art-e-fish-al”, sebuah dasar laut yang lembut di mana para pengunjung bisa menyelam atau melakukan snorkeling di antara kehidupan bawah laut.

“Saya menyelam di terumbu karang ini selama bertahun-tahun. Namun setelah beberapa tahun di Eropa dan saya datang kembali, saya merasa sedih melihat terumbu karang itu sudah tak bernyawa. Proyek ini memungkinkan saya untuk merevitalisasinya dan melakukannya melalui seni saya,” ujar Teguh berbicara tentang inspirasinya, dalam rilis kepada Kabar24, Jumat (2/5/2014).

Dengan menggunakan baja yang didapatkannya dari berbagai sumber di sekitar Lombok, Teguh menciptakan patung setinggi dua meter yang kemudian terhubungkan dengan arus listrik bertegangan rendah yang dihasilkan dari panel surya mengambang.

“Hal ini menyebabkan mineral dalam air membentuk dan menempel pada patung,” kata Delphine Robbe, spesialis restorasi terumbu karang dari Gili Eco Trust, konsultasn untuk proyek tersebut.

“Fragmen karang hidup kemudian dipindahkan dari terumbu lain, dan karena Biorock sangat mirip dengan bahan terumbu karang alami, taman baru akan tubuh,” jelasnya.

Dia juga menambahkan, arus listrik itulah yang akan menarik kehidupan bawah laut. Terumbu karang buatan yang terbuat dari pesawat atau kapal, seperti yang dibuat di Terumbu Karang Meksiko Mesoamerika, hanya menarik bagi spons dan ganggang.

“Terumbu artifisial itu terbukti sebagai sebuah kekecewaan. Sementara arus listrik yang dialirkan Biorock benar-benar aman, baik bagi perenang maupun kehidupan laut,” ujarnya lagi.

Delphine mengatakan bahwa Indonesia memiliki keanekaragaman hayati terumbu karang tertinggi di dunia dan hanya enam persen masih dalam keadaan murni.

“Alasannya banyak, mulai dari penangkapan ikan dengan dinamit hingga pemanasan global,” kata Delphine.

Teguh, seniman kelahiran 1950 ini, akan memposisikan karya seninya di lepas pantai dari restoran de Quake, terletak sepanjang Pantai Senggigi.

Agar proyek ini tumbuh sebagaimana mestinya dan mempertahankan estetikanya, Teguh mencari kurator yang memenuhi syarat untuk membantu menentukan potongan yang dapat melengkapi taman itu.

Proyek restorasi terumbu Biorock ini juga sudah dikenal di seluruh dunia, dari Kepulauan Karibia hingga Samudera Hindia, dari Panama, Papua Nugini, Thailand, hingga kini ke Indonesia.

Dua proyek terbesar berada di Indonesia, yakni di Pemuteran dengan Karang Lestari dan Kepulauan Gili dengan Gili Eco Trust. 

Foto2 berikut merupakan kegiatan Seniman Teguh Ostenrik dalam Menghidupkan Kembali Terumbu Karang Mati Lewat Karya Seni Bawah Laut : ***

Seniman Teguh Ostenrik dalam Menghidupkan Kembali Terumbu Karang Mati Lewat Karya Seni Bawah Laut
Artificial Reef Park Lombok.
Seniman Teguh Ostenrik dalam Menghidupkan Kembali Terumbu Karang Mati Lewat Karya Seni Bawah Laut
Seniman Teguh Ostenrik dalam Menghidupkan Kembali Terumbu Karang Mati Lewat Karya Seni Bawah Laut
Seniman Teguh Ostenrik dalam Menghidupkan Kembali Terumbu Karang Mati Lewat Karya Seni Bawah Laut
Seniman Teguh Ostenrik dalam Menghidupkan Kembali Terumbu Karang Mati Lewat Karya Seni Bawah Laut


Sumber Artikel: (Kabar24.com)

*** ingin tahu lebih banyak tentang kegiatan Seniman Teguh Ostenrik dalam Menghidupkan Kembali Terumbu Karang Mati Lewat Karya Seni Bawah Laut, kunjungi fanpage facebooknya Teguh Osentrik - Visual Artist
Foto2: Facebook Fanpage Teguh Ostenrik - Visual Artist

Mengenal Apa Terumbu Karang itu

Apakah terumbu karang itu?
Terumbu Karang adalah bangunan ribuan karang
yang menjadi tempat hidup berbagai ikan
dan makhluk laut lainnya.
Apakah terumbu karang itu?
Terumbu Karang adalah bangunan ribuan karang yang menjadi tempat hidup berbagai ikan dan makhluk laut lainnya. Bayangkanlah terumbu karang sebagai sebuah kota yang sangat sibuk, bangunannya terdiri dari karang-karang, dengan ikan-ikan dan makhluk laut sebagai penghuninya.

Apakah karang itu?
Karang yang hidup di laut, tampak terlihat seperti batuan atau tanaman. Tetapi mereka sebenarnya adalah sekumpulan hewan-hewan kecil yang dinamakan polip. Ada dua macam karang, yaitu karang batu (hard corals) dan karang lunak (soft corals). Karang batu merupakan karang pembentuk terumbu karena tubuhnya yang keras seperti batu. Kerangkanya terbuat dari kalsium karbonat atau zat kapur. Karang baru bekerja sama dengan alga yang disebut zooxanthellae. Karang batu hanya hidup di perairan dangkal dimana sinar matahari masih didapatkan. Karang lunak bentuknya seperti tanaman dan tidak bekerja sama dengan alga. Karang lunak dapat hidup baik di perairan dangkal maupun di perairan dalam yang gelap.

Apakah polip itu?
Apakah polip itu?
Polip karang
Polip karang bentuknya seperti sebuah karung dan memiliki tangan-tangan yang dinamakan tentakel. Polip menyerap kalsium karbonat dari air laut untuk membangun rangka luar zat kapur yang dapat melindungi tubuh polip yang sangat lembut.

Bagaimanakah cara karang makan ?
Bagaimanakah cara karang makan ?
Tentakel karang terbuka pada malam hari
dan digunakan untuk menangkap plankton
yang melayang-layang terbawa arus
Pada tentakel polip terdapat racun yang digunakan untuk menangkap berbagai jenis hewan dan tumbuhan laut yang sangat kecil atau disebut plankton sebagai makanan tambahannya. Tentakel karang terbuka pada malam hari dan digunakan untuk menangkap plankton yang melayang-layang terbawa arus. Karang batu mendapatkan makanan dari zooxanthellae.

Apakah zooxanthellae itu ?
Apakah zooxanthellae itu ?
Zooxanthellae adalah alga ber-sel satu
yang hidup di dalam jaringan tubuh karang batu
Zooxanthellae adalah alga ber-sel satu yang hidup di dalam jaringan tubuh karang batu. Zooxanthelae dan karang memiliki hubungan simbiosis yang saling menguntungkan. Zooxanthellae menyediakan makanan untuk polip karang melalui proses memasak yang disebut fotosintesis, sedangkan polip karang menyediakan tempat tinggal yang aman dan terlindung untuk zooxanthellae.


Bagaimana Karang berkembang biak?
Bagaimana Karang berkembang biak?
Karang berkembang baik secara sexual dan asexual.
Karang berkembang baik secara sexual dan asexual. Sexual reproduction terjadi saat sel telur dan sperma dikeluarkan oleh karang ke kolom perairan. Sel telur dan sperma dari jenis yang sama kemudian bergabung menghasilkan larva planula. Planula akan tumbuh sebagai polip karang. Asexual reproduction terjadi saat planula tumbuh menjadi polip karang kemudian membelah memperbanyak diri.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan karang untuk tumbuh?
Selama satu tahun rata-rata karang hanya dapat menghasilkan batu karang setinggi 1 cm saja. Jadi selama 100 tahun karang batu itu hanya tumbuh 100 cm. Kalau begitu, jika karang yang tingginya 5 meter dirusak, diperlukan 500 tahun agar kembali seperti semula. Bayangkan….betapa lamanya !!!

Mengenal Terumbu Karang
Pesona Terumbu karang.

Kalau begitu, berapa umur sebuah Terumbu Karang ?
Terumbu karang termasuk ekosistem yang paling tua di bumi ini. Tahap pertama evolusi terumbu karang terjadi kira-kira 500 juta tahun yang lalu. Terumbu karang modern ada sejak lebih dari 50 juta tahun yang lalu. Waktu yang dibutuhkan terumbu karang untuk tumbuh adalah antara 5000 sampai 10.000 tahun . Jadi terumbu yang kita lihat sekarang ini telah berumur lebih dari 10.000!

Mengapa terumbu karang sangat penting artinya?
Terumbu karang memberikan manfaat yang luar biasa kepada bumi dan seisinya. Manfaat terumbu karang bagi manusia adalah:
  1. Pelindung pantai dari hempasan ombak.
  2. Tempat asuhan dan berkembang biak bagi ikan, dan m enyediakan makanan, tempat tinggal, dan perlindungan bagi makhluk laut
  3. Menyediakan sumber protein bagi masyarakat
  4. Menyediakan lapangan kerja melalui perikanan dan pariwisata
  5. Sebagai salah satu sumber obat-obatan untuk berbagai macam penyakit.


Hal-hal apa saja yang dapat merusak terumbu karang?
Mengenal apa terumbu karang itu
Bulu seribu si pemangsa karang.
Terumbu karang adalah ekosistem yang rentan dan mudah rusak. Terumbu karang dapat rusak oleh beberapa proses antara lain: pengendapan, pencemaran, penagkapan ikan yang merusak, sampah, gempa, bintang laut pemangsa karang yang disebut bulu seribu.

Apa yang dapat dilakukan untuk membantu melestarikan Terumbu Karang?
Mengenal terumbu karang
Mari jaga terumbu karang kita.
  • Jangan membeli souvenir atau barang-barang yang terbuat dari karang atau makhluk laut lainnya seperti karang yang dikeringkan, ikan buntal yang diawetkan, kerang-kerang besar, dll
  • Jangan menyentuh, berdiri di atas karang, atau mengumpulkan karang ketika sedang bermain di laut atau snorkeling
  • Jika anda adalah seorang penyelam, perhatikan gerakan fin, tabung, dan alat selam lainnya, jangan sampai membentur karang
  • Jika anda memiliki akuarium air laut, pastikan ada membeli ikan-ikan yang tidak ditangkap dengan menggunakan racun
  • Terdapat bukti-bukti bahwa di dalam terumbu karang terkandung bahan-bahan untuk obat-obatan.
  • Bergabunglah dengan badan pelestarian lingkungan laut.


So, kita sebagai pemilik kekayaan kelautan terbesar di dunia mari kita bersama-sama menjaganya.



***Artikel ini sebelumnya diposting oleh Yayasan Terumbu Karang Indonesia (TERANGI)

Jumat, 23 Mei 2014

Mahasiswi Indonesia Tewas Saat Mendaki Gunung Selandia Baru

Mahasiswi Indonesia Tewas Saat Mendaki Gunung Selandia Baru
Yessica Asmin. Foto: [Stuff.co.nz]
Fiordland - Nasib nahas menimpa seorang warga negara Indonesia (WNI) bernama Yessica Asmin. Mahasiswi Universitas New South Wales itu tewas saat dalam perjalanan mendaki pegunungan di area terkenal Milford Track, Fiordland, Selandia Baru.

Yessica hiking bersama rekannya Sean McNabb dan seorang pendaki asal Jerman, Sebastian Keilhoz pada Senin 19 Mei 2014 dini hari. Namun di tengah perjalanan, mereka harus menyeberang sungai untuk mencapai tempat tujuan.

Ketika itu, langit begitu gelap dan waktu mereka sangat sempit untuk menyelesaikan perjalanannnya. Yessica terpeleset bebatuan saat menyeberang sungai dengan arus lumayan deras tersebut. Dia pun terbawa arus. Sementara Sean dan Sebastian selamat.

Sebastian mengatakan, saat menyeberang, ia sudah berusaha menyuruhnya untuk tenang. Namun menurut dia, Yessica terlalu panik hingga akhirnya terpeleset.

"Kami menyuruhnya untuk tetap di tempat, tetapi dia terlalu panik dan akhirnya jatuh ke sungai," ujar Keilhoz, seperti dikutip Liputan6 dari Fairfax Media, Jumat (23/5/2014).

Sebastian mengaku dirinya langsung mencoba menyelamatkan Yessica. Tapi hal itu sangat sulit karena arus yang lumayan deras. Ia sempat jatuh 2 kali saat mengejar Yessica. Tapi gagal.

"Saya lari secepat mungkin untuk menyelamatkan Yessica. Saya berusaha berdiri dan berlari menyelamatkannya," imbuh dia. "Batunya licin sekali di sekitar lokasi. Saya jatuh hingga bahu dan mulut saya terkena batu. Gigi saya patah dan darah keluar dari mulut saya. Lalu saya sadar Yessica sudah hilang."

Sejak Senin lalu, Yessica sempat dinyatakan hilang. Jenazahnya sekitar 2 km dari lokasi ia terjatuh baru ditemukan pada Rabu 21 Mei 2014 dengan bantuan helikopter. Jenazah mahasiswi jurusan marketing itu akan diterbangkan ke tanah air pada Minggu 25 Mei lusa.

"Sekarang keluarganya, ayah dan ibunya sudah sampai di lokasi kejadian. KBRI juga sudah mengirim staf untuk membantu mereka," kata Duta Besar RI untuk Selandia Baru Jose Tavares kepada ABC.

Menurut rencana, jenazah Yessica Asmin akan dibawa ke kota terdekat Christchurch, dan kemudian diterbangkan ke Auckland, tempat di mana adanya penerbangan internasional yang memungkinkan Yessica dibawa ke Indonesia.

Menurut Dubes Tavares, jenazah Yessica sudah diotopsi dan sebab meninggalnya adalah karena terseret arus. Dari laporan yang diterima oleh KBRI, kejadian terseretnya Yessica terjadi Senin 19 Mei, pukul 03.30 dini hari.

"Kita sedang menunggu informasi mengenai rincian kejadian. Kemungkinan mereka mungkin ingin melihat matahari terbit sehingga melakukan perjalanan di pagi hari di kawasan Hutan Nasional tersebut," kata Dubes Tavares.

Dalam pernyataan resminya, keluarga Yessica Asmin berharap kejadian tersebut tidak terjadi lagi di Milford Track. "Yessica baru hendak memulai kehidupannya, dan bulan depan akan diwisuda setelah mendapat gelar Master."



Sumber: Liputan 6

Sabtu, 17 Mei 2014

WCRC dan Politik “Dagang Ikan & Karbon” di Penghujung Rezim SBY

World Coral Reef Confrence (WCRC) 2014.
Perhelatan konferensi terumbu karang dunia (baca; WCRC) yang digelar di Kota Manado pada tanggal 14 – 17 Mei 2014 dan sekaligus Presiden SBY akan meresmikan pengoperasian kantor Coral Triangle Initiative (CTI) yang dibangun berdekatan dengan monumen CTI, yang sudah lebih dulu berdiri bulan Mei tahun 2009 sebagai pertanda berhasilnya diselenggarakan World Ocean Conference – Coral Triangle Initiative (WOC-CTI) Summit. 

Beberapa agenda penting dalam World Coral Reef Conference yang menurut beberapa kalangan praktisi pesisir dan kelautan, pakar terumbu karang dari negara-negara anggota CTI dan NGO’s Internasional, akan menggelar beberapa agenda kegiatan seperti;
1. Konferensi Terumbu Karang Dunia, dengan pokok-pokok pembahasan bahwa terumbu karang memiliki nilai yang cukup tinggi, baik dari sisi ekologis, ekonomis dan budaya tetapi kemudian kelangsungan hidup terumbu karang semakin terancam karena ulah manusia (bukan korporasi), pencemaran dari wilayah daratan, kiriman sedimentasi yang sangat banyak, penangkapan ikan berlebihan dan kemudian perubahan iklim sebagai ancaman terbesar bagi penurunan laju pertumbuhan ekosistem terumbu karang yang kemudian akan dikaitkan dengan aksi global untuk penurunan emisi karbon dioksida dan efek gas rumah kaca. 

World Coral Reef Confrence (WCRC) 2014.
Logo WCRC 2014 
Beberapa tujuan utama yang rencananya akan dihasilkan dalam konferensi ini antara lain; - mempercepat pemberlakuan kebijakan global untuk perlindungan terumbu karang; - merangsang aksi nasional, regional dan global untuk perlindungan dan pengelolaan terumbu karang; - mendorong kemitraan para stakeholder kunci untuk pengelolaan terumbu karang secara berkelanjutan, dan; - mendorong peluang-peluang investasi yang terkait dengan kegiatan-kegiatan pengelolaan terumbu karang. Tema konferensi tersebut adalah “Terumbu Karang untuk Perikanan Berkelanjutan, Ketahanan Pangan dan Bisnis Ramah Lingkungan.” (**)

Menjawab persoalan terumbu karang yang ekosistemnya kini terancam, tidak semudah hanya dengan menerapkan kebijakan nasional, regional ataupun global atau kemudian mendorong pola kemitraan dan juga melibatkan investor untuk mengelolaa terumbu karang atau dalam rangka menjawab kebutuhan pangan global. Ada beberapa hal penting yang seharusnya menjadi perhatian khusus pemerintah Indonesia, khususnya di sektor perikanan dan kelautan, termasuk pariwisata laut yang masih menjadikan eksositem terumbu karang sebagai objek “jualan” wisata. 

Pertama ; terumbu karang juga harus dipandang memiliki fungsi sosial sebagai sumber-sumber kehidupan bagi masyarakat nelayan dan juga sebagai sebuah ekosistem yang sangat tergantung dengan pola hidup di wilayah daratan.
Tidak sedikit pola-pola pengelolaan terumbu karang, justru menimbulkan banyak konflik di kehidupan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil seperti misalnya dengan sistem zonasi yang mempersempit ruang hidup dan ruang kelola masyarakat pesisir dan lebih mementingkan untuk kepentingan pariwisata dan penelitian. 

Kedua ; meletakkan kebijakan di sektor perikanan dan kelautan harus betul-betul proporsional, dalam artian bahwa wilayah perairan beserta sumber daya alamnya harus dimanfaatkan secara benar untuk mendahulukan kepentingan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia lalu kemudian memenuhi kebutuhan bisnis dan lain-lain. 
Logikanya, pemerintah harus memastikan terlebih dahulu masyarakat indonesia cukup mengkonsumsi ikan setiap hari baru kemudian menjawab kepentingan bisnis investasi, termasuk menjawab kebutuhan pangan masyarakat pesisir/nelayan pada saat cuaca buruk sebagai dampak perubahan iklim. 

Ketiga ; komitmen perlindungan terumbu karang bukan hanya menjadi tanggung-jawab sektor perikanan dan kelautan atau aparat penegak hukum lainnya, tetapi sektor-sektor yang lain juga harus memiliki tanggung-jawab tersebut termasuk kebijakan-kebijakan pembangunan infrastruktur yang berpotensi mengancam kehidupan ekosistem terumbu karang dan mangrove. Misalnya di sektor pertambangan dan perkebunan, yang kemudian sangat berpotensi untuk mengancam ekosistem terumbu karang, mangrove dan padang lamun.

Selain praktek pembuangan limbah tailing ke laut (kasus di Sulut dan NTB oleh PT. Newmont), kiriman-kiriman sedimentasi akibat pembukaan lahan perkebunan dan pertambangan juga cukup besar melalui sungai-sungai dan bermuara ke laut. Lumpur-lumpur sedimentasi membuat air laut menjadi keruh, mengurangi kebutuhan cahaya bagi terumbu karang, mempengaruhi biota-biota yang hidup di ekosistem mangrove dan padang lamun sehingga menjadi terancam kehidupannya. 

Kebijakan pembangunan perkotaan juga harus direncanakan secara benar dan sesuai dengan prinsip undang-undang, termasuk menghentikan kebijakan reklamasi pantai dan wilayah pesisir. Praktek reklamasi di 10 kota besar di Indoensia, cukup memberikan gambaran kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan terhadap ekosistem terumbu karang, mangrove dan padang lamun termasuk masyarakat pesisir dan nelayan yang kehilangan akses atas sumber-sumber kehidupan mereka. 

Kebijakan reklamasi bukan solusi untuk perlindungan ekosistem terumbu karang, mangrove dan padang lamun apalagi untuk kepentingan ekonomi dan kesejahteraan nelayan. Meski nelayan tradisional/lokal sudah melakukan “perlawanan” atas rencana atau aktifitas reklamasi, namun dianggap bukan hal yang penting bagi pemerintah. Kasus reklamasi di Jakarta, Manado dan rencana reklamasi di Teluk Benoa, Bali adalah bukti perencanaan pembangunan yang merugikan nelayan. Bahkan untuk kasus Teluk Benoa, malah pemerintah yang mendorong perubahan aturan tata ruang sebelum waktunya hanya untuk kepentingan korporasi yang mengatas-namakan peningkatan ekonomi padahal untuk kepentingan bisnis semata.

2. Syimposium Internasional Karbon Biru, dengan mengandalkan daya serap CO2 pada ekosistem mangrove dan padang lamun tetapi kemudian kebijakan sektoral yang mengancam kedua ekosistem tersebut juga terus di produksi. Menghubungkan kedua ekosistem tersebut dengan isu perubahan iklim, bisa berkaca pada praktek yang terjadi saat ini di ekosistem hutan di Indonesia. Banyak pihak sudah membicarakan konsep penyelamatan hutan tropis di Indonesia tetapi kemudian ujung-ujungnya adalah “dagang karbon” dan kemudian komitmen untuk menurunkan emisi menjadi terabaikan. 

Logika sederhananya, negara-negara maju cukup dengan mengeluarkan uang untuk diberikan ke negara-negara yang masih memiliki kawasan hutan untuk mempertahankan keberadaan hutan tersebut, bukan pada komitmen untuk turut menurunkan emisi yang dihasilkan, baik di sektor industri, energy, transportasi, pertanian dan lain-lain. 

Indonesia pun turut berkomitmen menurunkan emisi sebanyak 26% sampai tahun 2020, tetapi kemudian tidak dibarengi dengan kebijakan-kebijakan sektoral yang mengarah ke pelestarian kawasan hutan. Justru malah sebaliknya, produksi ijin-ijin sektoral seperti HTI, perkebunan skala besar dan pertambangan terus diberikan peluang, termasuk peluang investasi asing terus terbuka dan kemudian menjadi istimewa karena kebijakan otonomi daerah yang dijadikan “barang” dagangan pada proses-proses pemilihan kepala daerah di level provinsi dan kabupaten/kota. 

Adakah yang bisa menjamin konsep Blue Carbon tidak akan bernasib sama seperti REDD, REDD+ atau REDD++…..???? Belum ada praktek penurunan emisi GRK yang berhasil dilakukan, khususnya dalam praktek pengelolaan blue karbon yang dihasilkan untuk wilayah perairan dan kelautan.

3. Forum Bisnis Kelautan Dunia, para pegiat-pegiat usaha industri perikanan dunia, bisnis kelautan dunia, pengusaha wisata kelas dunia, pakar kelautan dunia, pemilik usaha kecil menengah, pemilik modal, swasta, akan terbentuk dalam diskusi-diskusi khusus yang mengarah ke pengembangan usaha, model kerja-sama, penentuan jenis usaha yang strategis yang kemudian mengatas-namakan mendukung ketahanan pangan dan kemudian mendorong konsep kemitraan, penanaman modal lokal dan internasional, tukar menukar informasi dan pengalaman usaha. 

Sangat ironis, komitmen untuk melindungi ekosistem terumbu karang, padang lamun dan ekosistem mangrove, tetapi kemudian dilakukan dengan aktifitas-aktifitas yang justru bisa mengancam ekosistem-ekosistem tersebut, lantas kemudian nelayan tradisional/lokal semakin terabaikan dalam konteks hak partisipasi, hak pemanfaatan ruang, hak akses dan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, dan kemudian terus menerus terjebak dengan persoalan-persoalan klasik yang tak kunjung terselesaikan. 

Seharusnya persoalan-persoalan sosial dan ekonomi yang terjadi ditingkat nelayan tradisional/lokal harus dikedepankan oleh pemerintah untuk diselesaikan, bukan malah mementingkan korporasi-korporasi sektor perikanan, kelautan dan pariwisata yang justru akan semakin meminggirkan hak-hak nelayan tradisional/lokal. Undang-undang No.27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil sebagaimana telah diubah menjadi UU No. 1 tahun 2014 tentang Perubahan atas UU No.27 tahun 2007, justru berbalik menjadi ancaman bagi kehidupan nelayan dan juga kehidupan ekosistem terumbu karang, mangrove dan padang lamun. 

Pulau-pulau kecil kemudian menjadi incaran para investor asing (Pasal 26A) setelah Hak Penguasaan Pesisir Perairan (HP3) dianulir oleh Mahkamah Konstitusi pada pertengahan tahun 2012. Upaya keras yang dilakukan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk merencanakan mengambil alih pengelolaan 7 (tujuh) Taman Nasional Laut di Indonesia dari Kementerian Kehutanan adalah bukti lainnya tindakan-tindakan ego-sektoral yang terjadi di pemerintah Indonesia. Apakah fakta-fakta tersebut bisa dijadikan sebagai bagian dari komitmen perlindungan terumbu karang, padang lamun, mangrove untuk kepentingan ketahanan pangan…????

Pengamatan yang dilakukan oleh LIPI patut untuk dijadikan pertimbangan penting dalam konteks perlindungan dan penyelamatan ekosistem terumbu karang di Indonesia. Seperti yang pernah disiarkan oleh media pada tanggal 18 April 2014, bahwa dari pengamatan yang dilakukan di 1.135 titik stasiun hingga pada tahun 2013 menemukan 30,4% dari 2,5 juta hektar luas terumbu karang di Indonesia berada dalam kondisi rusak. Hasil ini disampaikan oleh Peneliti Puslit Oceanografi LIPI Dr. Giyanto dalam diskusi bertajuk “Riset Ekosistem Terumbu Karang di Indonesia” pada tanggal 17 April 2014 di Jakarta. 

Lebih lanjut Peneliti Kelautan LIPI Prof. Suharsono menjelaskan, untuk menjawab upaya yang dapat dilakukan untuk menyelamatkan terumbu karang kedepan, ia memaparkan setidaknya terdapat lima langkah yang sedang diupayakan LIPI bersama pemangku kepentingan di daerah. Langkah tersebut berupa riset dan pemantauan, peningkatan kesadaran publik, pengelolaan berbasis komunitas, penguatan kelembagaan, serta penegakan aturan hukum.

Bahan bacaan ini mungkin bisa menjadi bahan refleksi untuk kemudian menentukan sikap terhadap kebijakan-kebijakan yang akan dihasilkan dalam even koferenesi terumbu karang berskala internasional di Manado, Sulawesi Utara pada bulan Mei 2014 nanti. 

Kegiatan-kegiatan lain yang hanya sebagai pelengkap (Coral Reef Exhebition dan Pertemuan Menteri Anggota CTI) tak lebih sekedar menunjukkan makna pembiayaan luar biasa yang telah dikeluarkan untuk kesuksesan WCRC tersebut. Hampir tak memiliki relevansi yang jelas untuk memberikan solusi-solusi konstruktif terhadap persoalan-persoalan nelayan, persoalan kerusakan lingkungan hidup, persoalan eksploitasi sumber daya kelauatan yang berlebihan dan persoalan penataan ruang yang partisipatif di Indonesia.




Terima kasih….

Edo Rakhman.
Edo Rakhman
Campaigner

Departemen Advokasi Walhi Nasional
Unit Kerja Perlawanan Industri Ekstraktif
Jl. Tegal Parang Utara No. 14 Mampang – Jakarta Selatan
www.walhi.or.id
oderakhman@yahoo.co.id




(**) (sumber : http://wcrc2014.org/index.php/14-sample-data-articles/104-about-wcrc)

Selasa, 13 Mei 2014

Ketika Penghancuran dan Konferensi Terumbu Karang Dunia Dimulai

Tolak tambang di pulau kecil. Selamatkan Pulau Bangka — Sulawesi Utara!
No mining on small islands. Save Bangka — North Sulawesi!
Delegasi dari 37 negara akan menghadiri konferensi dunia terumbu karang (World Coral Reef Conference 2014) di Manado.

Konferensi ini akan diadakan tepat di kantor prestisius dari Coral Triangle Initiative , sebuah gedung mewah yang selesai pada Februari 2013 ....

Tepat di sebelah gedung tersebut adalah monumen Coral Triangle Initiative (CTI) .... Dimana para pemimpin dari 6 negara yang membentuk CTI ( Pulau Solomon , Malaysia , Filipina , Timor Leste , Papua Nugini dan Indonesia ) telah membuat janji untuk melestarikan terumbu karang yang paling berharga untuk generasi mendatang.

Dalam artikel koran hari ini bahkan mengatakan bahwa Manado lagi-lagi menjadi penyelamat terumbu karang dunia.

Sementara, saat kita bicara, penghancuran di Bangka, salah satu dari pulau-pulau karang yang paling indah di dunia, dengan perusahaan pertambangan China MMP terus melawan keinginan penduduk lokal yang menolak tambang, melawan hukum Indonesia dengan mengabaikan terhadap putusan Mahkamah Agung di Jakarta.

Hanya ada satu jawaban untuk ini .....
Selamatkan Pulau Bangka !!!

In English: 
Delegates from 37 countries will attend the World Coral Reef Conference 2014 in Manado

The conference will be held in the prestigious headquarters of the Coral Triangle Initiative, a building that was finished in February 2013....

Next to the building is the coral triangle monument.... Where the leaders of the 6 countries that form the CTI (Solomon Island, Malaysia, The Philippines, Timor Leste, Papua New Guinea and Indonesia) have made a pledge to preserve the most precious coral reefs for generations to come.

In todays paper it even says that Manado is again the world's guardian of the corals.

While, as we speak, the destruction of Bangka, one of the world's most beautiful coral islands, by the Chinese mining company MMP goes on against the will of it's inhabitants, against the Indonesian law and against the verdict of the highest court in Jakarta.

There is only one answer to this.....
SAVE BANGKA ISLAND!!!!!



Foto-foto dibawah ini akan bercerita lebih banyak tentang bagaimana "pahlawan" menipu dunia...

World Coral Reef Conference 2014.
World Coral Reef Conference 2014.
Monumen CTI.
Monumen CTI.
berita di koran hari ini.
Gedung kantor CTI di Manado.
Dan lihatlah apa yang sedang perusahaan tambang perbuat di pulau Bangka, terumbu karang dan kawasan perairan pulau ini adalah ekosistem penyangga Taman Nasional Bunaken.
apa yang sementara terjadi di Pulau Bangka.
Kapal bermuatan alat berat untuk perusahaan tambang merapat ke pulau Bangka.
Kapal bermuatan alat berat untuk perusahaan tambang merapat ke pulau Bangka.
Ekscavator mulai mengeruk salah satu sisi pulau Bangka.
Dermaga terapung yang mulai dibangun untuk perusahaan pertambangan di Bangka.
Dermaga terapung yang mulai dibangun untuk perusahaan pertambangan di Bangka.


UPDATE: 



Hari ini, 13 Mei 2014, Konfrensi Terumbu Karang Dunia dimulai di Manado, pada hari yang sama kehancuran terumbu karang juga dimulai di pulau Bangka, hanya 35 km dari tempat konferensi diadakan... Selamat Datang di Sulawesi Utara! 


Tongkang besar dengan banyak batu-batu besar tiba hari ini di Bangka, siap untuk membuang batu karang untuk membangun dermaga "terapung" untuk perusahaan pertambangan - di Pulau Bangka, Sulawesi Utara, Manado. 

Tongkang membuang batu-batu besar di karang ... hilanglah situs penyelaman yang lain .. 
Tongkang masuk. Tongkang membuang batu .. selamat tinggal terumbu karang ...


Today, May 13 2014, the World Coral Reef Conference is starting in Manado, at the very same day the coral reef destructions also started on Bangka island, just 35km from where the conference is being held... Welcome to North Sulawesi!!

Big barge with lots of huge rocks arrived today on Bangka, ready to dump the rocks at the reefs to build "floating" jetty for the mining company — di Bangka Island,North Sulawesi,Manado.

Barge dumping big rocks on the reefs... there goes another dive site.. 
Barge came in.. barge dump rocks.. bye bye coral reefs...

pembangunan dermaga terapung untuk perusahaan pertambangan.
Tongkang membuang batu-batu besar ke laut dimana terumbu karang berada.
Tongkang yang membuang batu-batu besar ke laut dimana terumbu karang berada.

Sementara itu melalui media sosial, Maria Taramen Ketua KMPA Tunas Hijau angkat suara mengenai kejadian tersebut, menurut Maria "WCRC 2014 hanyalah ajang pencitraan semata untuk pemerintah Indonesia pada umumnya dan Sulawesi Utara khususnya."

Maria menambahkan bahwa di saat negara ini terkenal sebagai inisiator penyelamatan terumbu karang di dunia dan Sulawesi Utara menjadi tuan rumah dari ajang ini, di saat bersamaan penghancuran besar-besaran terumbu karang oleh perusahaan tambang ilegal justru terjadi. Di Pulau Bangka pemandangan miris dan menyedihkan adalah di timbunnya pantai yang memiliki karang dan spesies2 ikan langka. Penimbunan ini di kawal ketat oleh aparat keamanan Brimobda Sulut dan dari pemerintah Minahasa Utara yang di wakili oleh Camat Likupang timur.

"Saya menyesal mempunyai pemerintah yang isinya manusia-manusia munafik tak punya hati dan memiliki aparat negara yang menjadi penjaga perusahaan tambang bukan menjadi penegak hukum yang sebenarnya, memalukan" ketus Maria menutup.

Foto2 pantai dan bakau yang sudah berhasil di timbun, dan sementara mulai ditimbun.

Tongkang yang membuang batu-batu besar ke laut dimana terumbu karang berada.
Tongkang yang membuang batu-batu besar ke laut dimana terumbu karang berada.
Pantai dan habitat mangrove yang telah di timbun.
Pantai dan habitat mangrove yang telah di timbun.
Tongkang bersandar di pantai dan habitat mangrove yang telah di timbun.


Foto-foto dokumentasi: Maria Taramen, Angelique Batuna, Jose Peters & Anke Andree.

Tolak tambang di pulau kecil. Selamatkan Pulau Bangka — Sulawesi Utara!
No mining on small islands. Save Bangka — North Sulawesi!